Thursday, June 17, 2010

Sang Bidadari Kecil Menyapa Dunia

Perjuangan sang Ibu dimulai sejak dini hari sebelum Shubuh tiba. Sang Ibu terbangun saat merasakan rembesan cairan keluar dari rahim. "Mungkinkah ini ketuban?". Meskipun hanya rembesan, tapi sang Ibu yakin bahwa itu adalah waktunya sang Bayi akan menghirup dunia luar. Sang Bayi harus keluar maksimal 24 jam setelah pertama kali cairan ketuban keluar.

Tanpa basa basi, sang Ibu dan si Ayah bergegas menuju rumah sakit bersalin. Jalanan Surabaya masih sangat lengang, hingga kedua calon orang tua ini tiba di rumah sakit dengan cepat dan tentu saja selamat.

Pemeriksaan dilakukan. Bukaan satu. Masih lama, kata mbak Suster. Sang Ibu masih sempat menunaikan ibadah Shubuh. Ibunda sang Ibu dari Jogja dan Ibunda si Ayah dari Madiun, dapat kabar, langsung berangkat. Tanpa komunikasi, tanpa janjian, sang Nenek Jogja dan sang Nenek Madiun, duduk di satu gerbong, bersebelahan hingga tiba di Surabaya pun bersamaan. Subhanallah.

Menjelang siang, masih bukaan satu. Sang Dokter sudah dihubungi, tapi belum datang.

Matahari beranjak ke barat, sang Dokter pun datang memeriksa. Masih bukaan satu. Sang Dokter memutuskan, jika sampai setelah Ashar masih bukaan satu, maka akan dilakukan induksi. Ini dilakukan untuk memacu tulang panggul-rahim-dan teman-temannya, agar membuka dengan cepat jalan keluar sang Bayi.

Ashar lewat, masih bukaan satu. Walhasil induksi harus dilakukan. Sang Ibu masuk ke ruang bersalin dan induksipun dilaksanakan. Si Ayah menemani. Awalnya efek induksi tak begitu terasa. Satu jam berlalu, efek induksi masih belum cepat membuka jalan lahir. Hingga menjelang matahari terbit, baru bukaan 2, kata mbak Suster. Masih lama katanya.

Selepas Maghrib, suspens dimulai. Kontraksi rahim semakin sering. Nyeri menghebat. Si Ayah di samping yang tentu saja tak merasakan sakit Sang Ibu, berusaha menyemangati sekaligus menenangkan. Sang Bayi terasa ingin keluar, tapi belum waktunya. Nyeri menghebat. Kamar sebelah terdengar suara ibu yang sedang berjuang melahirkan. Di antara rasa nyeri yang dirasakan Sang Ibu, terdengar tangis bayi, terlihat sebuah bayi mungil digendong mbak Suster, dibersihkan dan dibebat kain. Bayi ibu ruang sebelah sudah lahir. Nyeri menghebat. Bukaan lengkap. Jalan lahir terbuka sempurna. Sang Bayi akan keluar, saatnya mengejan. Setelah dijelaskan berkali-kali oleh mbak Suster tentang teori mengejan untuk mengeluarkan sang Bayi, kini saatnya untuk praktik. Bu, sekali mengejan bayinya harus keluar, kata sang Dokter. Tarik napas panjang, kumpulkan tenaga sebanyak mungkin, lalu mengejan sekuat-kuatnya. Tak boleh ada napas yang keluar lewat hidung atau melalui mulut. Sekali mengejan, belum berhasil. Dua kali, sang Bayi belum juga keluar. Si Ayah tak sempat menghitung berapa proses mengejan yang dilakukan. Mbak-mbak suster ikut-ikutan menarik napas dan mengejan. Sang Dokter masih sempat bercanda tentang Upin-Ipin. Sekali proses mengejan, kepala sang Bayi sedikt terlihat. Rambutnya terlihat lebat. Tapi sang Bayi belum keluar juga. Di antara nyeri yang menjadi-jadi, proses mengejan dilakukan lagi. Sang Ibu menarik napas panjang, mengumpulkan tenaga sebanyak mungkin, lalu mengejan sekuat-kuatnya. Kepala sang Bayi keluar sempurna, terlihat rambutnya begitu lebat. Disusul seluruh badannya. Perempuan, kata sang Dokter, sesuai dengan perkiraan saat kandungan sang Ibu berusia 6 bulan. Bidadari Kecil menyapa dunia.

Sang Bidadari Kecil telungkup di dada Sang Ibu. Setelah hampir sembilan bulan di dalam rahim, ia menghirup udara luar sekarang. Adzan di telinga kanan, iqomat di telinga kiri. Sekali-sekali, mbak Suster menggoda Sang Bidadari Kecil agar menangis keras. Badannya bergerak-gerak, kepalanya sedikit bergoyang-goyang, tangisannya cukup keras, Sang Bidadari kecil menyapa dunia.

Sang Bidadari Kecil diberi nama Nasywa Sadina Ardiansyah. Nasywa, diambil dari bahasa Arab yang berarti "kegembiraan". Sadina berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "pemilik kebaikan". Dan Ardiansyah tak lain adalah nama belakang si Ayah. Ardi, bahasa Jawa, berarti gunung. Ard, bahasa Arab, artinya bumi. Semoga sang Bidadari Kecil senantiasa membawa kebaikan dan kegembiraan yang besar di seluruh dunia.