Sunday, March 11, 2012

Karena Bekerja Tidak Semata untuk Uang

Tujuan bekerja paling dasar tentu saja agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam konteks sekarang, bekerja adalah untuk menghasilkan uang untuk membiayai keperluan diri dan keluarga. Tak sekedar untuk uang, tujuan bekerja pun beragam. Mulai untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi, demi prestise dan harga diri, tempat aktualisasi diri dsb. Namun menurut saya, apapun tujuan kita bekerja, kesemuanya harus diikat dengan nilai agar pekerjaan kita bermakna. Atau dengan kata lain agar pekerjaan memperoleh keberkahan.

Apa itu berkah ? Menurut saya berkah berarti mempunyai nilai tambah meskipun seringkali nilai tambah tersebut tidak bisa serta merta terukur. Perasaan yang damai, keluarga yang harmonis, kesehatan yang terjaga, tetangga yang rukun dsb merupakan beberapa contoh keadaan yang diperoleh dari pekerjaan yang berkah. Terlepas dari seberapa besar gaji yang diperoleh, seberapa tinggi jabatan atau seberapa mentereng pekerjaan tersebut.

Lalu bagaimana agar memperoleh pekerjaan yang membawa berkah ? Secara sederhana kita harus mencermati 2 hal. Pertama, apa pekerjaan tersebut. Kedua, bagaimana kita bekerja.

Tentang apa pekerjaan yang membawa berkah, tentu saja pekerjaan yang baik. Pekerjaan yang sesuai dengan nilai moral yang kita pegang. Pekerjaan yang memang dihalalkan oleh Yang Maha Pemberi Rezeki. Muhammad saw mengatakan pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sendiri dan setiap jual-beli atau bisnis yang dilakukan dengan baik.

Lalu bagaimana cara bekerja yang membawa keberkahan ? Saya mengambil istilah dari kitab suci yaitu qowiyun amin. Setiap dari kita harus bekerja dengan qowiyun amin. Qowiy berarti kuat, atau dapat diartikan profesional. Dan amin artinya dapat dipercaya, atau berintegritas. Profesional lebih bersifat hardskill, sedangkan integritas lebih kepada perilaku. Saat kita bekerja dengan profesional dan kompeten serta dibarengi dengan sikap yang jujur maka insyaAllah keberkahan akan menyertai pekerjaan yang kita lakukan.

Apapun pekerjaan kita, maka mencari keberkahan harus menjadi mindset yang tertancap kuat di kepala. Meski penghasilan melimpah yang penting mendapat berkah :)

Thursday, March 01, 2012

Bertandang ke Area Militer

Karena kewajiban dari perusahaan, sekira awal tahun ini saya berkesempatan singgah di Pusdikpom, Cimahi. Pusdikpom tak lain adalah Pusat Pendidikan Polisi Militer. Kami, saya dan teman-teman, selama 2 minggu mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang bertajuk Pelatihan Mental dan Kepribadian. Dari judul pelatihan pasti sudah terbayang apa isinya :)

Terlepas dari materi dan metode pelatihan yang tidak serta merta dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, ada satu hal yang saya menjadi tambahan ilmu buat saya yaitu tentang kehidupan awak militer. Info yang selama ini hanya saya dapat dari berita-berita di media, waktu itu saya dapatkan langsung dengan mengalaminya (meski hanya dalam skala sangat kecil:) dan dari cerita bapak-bapak dan ibu-ibu TNI.

Tentang kehidupan militer di markas dan di lapangan, wah jangan ditanya :). Anda yang biasa hidup bersantai-santai akan dipaksa untuk teratur. Bangun tidur, makan pagi, apel & upacara, sikap duduk & berdiri, cara bertanya dan menjawab, sampai cara memegang alat mandipun semuanya diatur. Selama pelatihan tersebut salah satu hal yang sering terlintas di pikiran saya adalah : betapa bahagianya menjadi orang 'merdeka'.

Tentang kesejahteraan ? Saya rasa kondisinya mirip-mirip dengan PNS karena sama-sama abdi negara. Yang terlihat cukup berada adalah yang sudah memiliki jabatan tinggi mirip PNS dengan jabatan eselon 1 atau 2. Sesekali waktu bapak-bapak yang melatih kami itu sedikit curhat tentang perihal tersebut :)

Tentang kehidupan pribadi ? Mas-mas tentara terutama yang masih muda kebanyakan terlihat gagah perkasa :). Di luar tugasnya, tentara-tentara itu juga seperti warga sipil. Karena tugas, tentara-tentara ini tak jarang dipindahtempatkan. Bagi yang sudah berkeluarga tentu saja keluarga diajak serta. Yang sering jadi perhatian adalah anak-anak tentara yang harus berganti sekolah, mencari teman baru di tempat baru dan tentu saja harus adaptasi dengan lingkungan. Tak jarang perpindahan satu dengan perpindahan yang lain terjadi dalam interval waktu yang tidak terlalu lama.

Soal pengorbanan ? Wah ini yang seru :). Untuk dididik dan dilatih jadi tentara saja, bagi saya sudah merupakan satu pengorbanan besar. Mereka digembleng secara fisik, mental dan juga pengetahuan. Melepaskan atribut 'kemerdekaan' sebagai warga sipil untuk menjadi warga militer. Terlebih jika sudah ditugaskan di garis depan seperti di daerah konflik atau di daerah perbatasan.

Jadi, mulailah lebih menghargai bapak-bapak dan ibu-ibu tentara. Terlepas dari adanya oknum yang menyimpang, keterlibatan dalam dunia politik dsb, tugas asli tentara adalah hal mulia yaitu menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa ini.

Hormaaaaaattt grak !