Wednesday, November 14, 2012

Profit is King, being Cool and Famous are Bonuses

Sekarang banyak pebisnis khususnya pebisnis muda yang selain bisnisnya sukses juga tampak keren dan terkenal. Menjadi keren dan terkenal inilah yang terkadang menginspirasi banyak pemuda untuk terjun menjadi pebisnis. Atau istilah kerennya entrepreneur.

Banyak sekali bisnis & pebisnis yang terlihat biasa saja namun mampu menangguk keuntungan yang lumayan. Seorang pemilik warung mie ayam di Madiun mampu mendapatkan keuntungan belasan juta rupiah per bulan. Atau sebuah warung nasi jotos saya perkirakan mempunyai omset 1 jutaan per malam. Dan masih banyak contoh lainnya.

Ingin tampak keren dan terkenal dengan menjadi wirausahawan bukan hal yang salah. Yang harus diingat adalah tujuan utama dari suatu bisnis : profit & growth. Keuntungan dan pertumbuhan. Menjadikan bisnis mampu men-deliver value yang ciamik dan memastikan mendapatkan bayaran yang sepadan, jauh lebih penting daripada membuat bisnis terlihat keren. Fokus pada kemajuan bisnis lebih penting daripada berusaha menjadi pebisnis (yang terlihat) keren.

Namun jika merancang bisnis (dan juga sang pengusaha) menjadi terlihat keren sebagai bagian dari strategi untuk meraih segmen pasar yang dituju, maka proses membuat keren itu menjadi hal yang penting. Hal yang perlu diingat dalam bisnis adalah profit is king :). Tentu saja dengan tetap mengindahkan norma dan etika. Selamat berbisnis !

Wednesday, October 24, 2012

Kuliah dan Menjadi Apa Saja


Memang benar ada pengusaha sukses yang dulunya tidak pernah kuliah atau pernah kuliah tapi tidak selesai. Ada juga yang mengatakan bahwa 'jadi pengusaha itu tak perlu repot-repot sekolah atau kuliah'. Atau 'ngapain repot-repot kuliah kalau nantinya jadi ibu rumah tangga'.

Terlepas dari apapun profesi anda sekarang, kuliah dan pendidikan formal lainnya tetap penting. Kenapa ?

Pertama, ilmu dan pola pikir. Sekolah, kuliah dan pendidikan formal lainnya mempunyai tujuan utama tak lain ya untuk menyerap ilmu. Pola pikir yang didapat selama kuliah akan sangat berguna nantinya meskipun bidang profesi yang digeluti tidak nyambung sama sekali dengan bidang kuliah. Pola pikir analitis, logika, problem solving dsb saya rasa akan sangat berguna setelah kuliah. Terlebih jika profesi yang ditekuni sebidang dengan pendidikan atau kuliah yang diambil.

Kedua, pengakuan dan relasi. Banyak profesi yang mensyaratkan pendidikan formal. Katakanlah tenaga medis, farmasi, hukum dsb. Pendidikan formal masih menjadi salah satu proses untuk menggaransi kompetensi yang dimiliki oleh tenaga profesional tersebut. Ijazah juga masih dipersyaratkan saat akan masuk di sebagian besar perusahaan kan? Sekolah dan kuliah juga merupakan tempat bersosialisasi. Siapa tahu di antara dari kita ada yang menemukan partner kerja, rekan bisnis atau malah mungkin pasangan hidup saat sekolah atau kuliah.

Ketiga, kerja keras orang tua. Bagi sebagian dari kita, kuliah mungkin hal yang biasa. Namun bagi sebagian yang lain, kuliah adalah sebuah kemewahan. Bisa jadi anda mendapat beasiswa atau melakukan kerja sampingan saat sekolah atau kuliah. Tapi saya yakin, sebagian besar dari kita bisa bersekolah hingga pendidikan tinggi atas andil besar orang tua. Jadi menghargai sekolah atau kuliah berarti juga menghargai kerja keras orang tua kita.

Jadi, bersyukurlah karena anda pernah sekolah dan menempuh kuliah. Orang baik dengan pendidikan baik akan lebih mampu memberikan banyak manfaat bagi orang lain.

Monday, October 15, 2012

Makan Gaji Buta : No Workload but Paid


Istilah workload atau beban kerja cukup akrab ketika saya masih di bangku kuliah. Analisa beban kerja dipergunakan untuk pelbagai hal. Mulai dari evaluasi lingkungan kerja, penentuan jumlah pekerja, perancangan organisasi, penentuan remunerasi dan sebagainya. Beban kerja timbul bersamaan dengan aktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaan.

Beban kerja paling tidak ada 3 macam : beban kerja fisik, beban kerja mental dan beban kerja waktu. Ketiganya ada menyertai setiap pekerjaan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Meskipun mungkin saja ada jenis beban kerja dominan untuk tiap jenis pekerjaan.

Beban kerja fisik ditandai dengan penggunaan energi dan aktivitas tubuh dalam melakukan pekerjaan. Beban kerja fisik sangat terlihat pada jenis pekerjaan yang didominasi aktivitas fisik seperti pekerjaan tukang bangunan saat mendirikan tembok.

Beban kerja mental ditandai dengan penggunaan kerja mental atau pikiran selama pekerjaan. Mungkin anda pernah mendengar tentang petugas air traffic control yang bekerja paling lama 2 jam dalam setiap sesi tugasnya. Itu karena beban kerja mentalnya sangat tinggi selama bertugas dan tidak boleh salah sedikitpun. Sehingga waktu kerjanya sangat dibatasi agar proses mental petugas air traffic control tetap prima.

Beban kerja waktu timbul karena dibutuhkan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Semakin sibuk seorang pekerja, semakin intensif pekerjaan yang ditugaskan, semakin sedikit waktu 'bersantai' atau istirahat maka dapat dikatakan beban kerja waktu pekerja tersebut semakin tinggi.

Ketiga jenis beban kerja tersebut biasanya dijadikan dasar untuk menentukan besaran gaji yang diterima oleh pekerja. Dan tentu saja ada faktor lain untuk menentukan kepantasan gaji seperti tanggung jawab dan kontribusi, juga keahlian, kisaran gaji di pasar kerja dsb.

Jika seseorang hampir tidak mempunyai beban kerja, juga tidak ada tanggung jawab dan kontribusi yang signifikan terhadap organisasi, tapi dibayar. Itu namanya makan gaji buta.

Friday, September 21, 2012

Karyawan & Bisnis Online


Menjadi karyawan dan menekuni bisnis sendiri merupakan pilihan yang sekarang ini banyak dijalani. Terutama oleh anak-anak muda. Motif di balik bisnis sampingan pun beragam. Ada yang karena ingin menambah pemasukan sembari belajar bisnis, ada yang menyalurkan hobi ataupun sengaja merintis untuk dijadikan profesi utama di masa depan.

Perkembangan internet membentangkan peluang melimpah bagi pengusaha pemula. Internet menjadi sumber, sarana dan bahkan ujung tombak dalam menjalankan bisnis. Maka bermunculanlah beraneka ragam bisnis online dengan seabreg barang dan jasa yang diniagakan.

Bisnis online bagi sebagian orang menawarkan kemerdekaan ruang. Selama masih ada peralatan dan jaringan yang memungkinkan untuk tersambung ke internet maka bisnispun bisa dikelola. Itulah kenapa banyak karyawan yang menekuni bisnis online sebagai usaha sampingan.

Lalu apakah benar jika bisnis online bisa dengan mudah menjadi usaha sampingan bagi karyawan ? Atau benarkah penyataan yang sering terdengar "Ah kan bisnis online, pasti mudah sambil jadi karyawan" ? Mari kita telisik bersama-sama.

Menurut saya, pernyataan di atas tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar.

Bisnis bisa merujuk pada aktivitas atau organisasi. Bisnis secara sederhana merupakan organisasi (bisa individu atau institusi) yang melakukan aktivitas pertukaran barang/jasa kepada konsumen. Bisnis online memanfaatkan internet sebagai sarana untuk menangkap kebutuhan/keinginan konsumen dan menyampaikan barang/jasa yang dibutuhkan. Makanya, bisnis online merentang dari skala mikro hingga skala raksasa super, dari yang pengelolanya 1 orang hingga yang punya pegawai ribuan orang.

Lalu bagaimana dengan bisnis online yang menjadi usaha sampingan para karyawan ? Prinsipnya sama saja dengan bisnis sampingan lainnya. Selama masih menjadi karyawan dan menjalankan bisnis sendiri secara bersamaan, maka segala sesuatunya harus ditempatkan dengan sesuai. Sebagai karyawan tentu saja terikat dengan peraturan perusahaan/organisasi, terutama terkait dengan waktu dan fasilitas kerja. Idealnya dan etisnya, waktu dan fasilitas kerja untuk bisnis pribadi harus dipisahkan betul dengan waktu dan fasilitas kerja sebagai karyawan. Jika menggunakan waktu kerja dan fasilitas kantor untuk bisnis pribadi, silahkan anda nilai sendiri. Perusahaan/institusi memberikan gaji kepada karyawan sebagai kompensasi waktu kerja dan energi yang dikeluarkan oleh karyawan serta memberikan fasilitas untuk menunjang pekerjaan. Jadi imbal baliknya adalah karyawan menggunakan waktu dan fasilitas kerja untuk kepentingan perusahaan/institusi, bukan yang lain apalagi untuk bisnis pribadi.

Jadi jika anda adalah karyawan yang juga menekuni bisnis online, maka anda harus pintar-pintar mengelola bisnis sampingan. Bisnis online yang anda geluti harus disesuaikan dengan aktivitas anda sebagai karyawan dan bukan sebaliknya. Jangan sampai secara fisik anda nongkrong di kantor sebagai karyawan tetapi justru sibuk mengutak-atik bisnis online anda hehe. Ada banyak pilihan strategi untuk mengelola bisnis online sebagai usaha sampingan. Dan ini sangat tergantung pada jenis bisnis dan sifatnya, seberapa besar bisnis tersebut dan tentu saja kemampuan anda.

Opsi 1, Main Executor. Pilihan ini jika anda memilih menjadi single fighter di bisnis online yang anda tekuni. Bisa jadi anda punya kemampuan graphic design atau search engine optimization (SEO) lalu mengunggah portofolio hasil karya anda di dunia maya dan kemudian menangkap order lewat internet juga. Atau memilih jual beli online, dimana anda sebagai pelaksana tunggal atau mengajak serta saudara namun anda juga terlibat penuh dalam day-to-day operational. Dalam opsi ini, idealnya bisnis online yang anda tekuni tidak banyak menyita waktu dan energi fisik anda. Jenis bisnis yang bisa anda tekuni di waktu luang anda dan anda yakin dengan kemampuan anda dalam memenuni permintaan konsumen.

Opsi 2, Active Partner. Anda bisa jadi berkongsi dengan orang lain. Bisa jadi jenis bisnisnya bisa dikelola dengan opsi 1. Namun dalam opsi ini, anda punya partner kerja. Sehingga pekerjaan dan tanggung jawab bisa dibagi dengan partner tersebut. Kapasitas bisnis anda seharusnya lebih besar dibandingkan jika dikelola dengan opsi 1. Anda barangkali juga aktif dalam day-to-day operational tapi anda punya kawan yang minimal menjadi back-up dalam bisnis tersebut. Tantangannya adalah bagaimana menyelaraskan antara peran anda sebagai karyawan dan pembagian tugas dengan partner bisnis anda. Jangan dikira jika ada partner, bisnis akan selalu lebih gampang. Karena meskipun banyak kepala dan banyak tangan, kerja (biasanya) akan menjadi lebih mudah. Namun tak jarang dengan banyak kepala dan banyak tangan, (peluang) adu jotos pun semakin sering terjadi. hehe..

Opsi 3, Passive Partner. Dalam opsi ini, anda juga bekerjasama dengan orang lain dalam menjalankan bisnis. Namun anda lebih banyak di belakang layar. Partner andalah yang lebih banyak berkutat dalam operasional sehari-hari. Anda mungkin dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang penting atau saat partner anda kekurangan kapasitas. Dalam opsi ini mungkin anda tidak terlalu terikat dengan bisnis online anda. Namun pembagian tugas dengan partner harus tetap diperjelas. Opsi ini layaknya tepat jika peran anda sebagai karyawan sudah cukup sibuk dan menghabiskan energi, tetapi anda masih berminat menjalankan bisnis.

Opsi 4, Top Management atau Investor. Pilihan ini sepertinya yang paling maknyus hehe. Anda punya uang, lalu membayar orang lain untuk menjalankan bisnis online anda. Anda punya ide dan bisa mengajak partner yang punya uang, maka anda bisa duduk sebagai komisaris atau minimal managing director lah. Tugas ada yang utama adalah membuat perencanaan dan mengontrolnya. Urusan operasional serahkan kepada orang-orang yang ada rekrut. Memang dari segi waktu, pilihan ini adalah yang paling longgar. Anda bisa saja hanya menggunakan waktu luang anda yang benar-benar luang untuk mengontrol bisnis anda. Tapi tentu saja tanggung jawab anda juga (masih) besar.

Menjalani bisnis sampingan memang seru, tapi harus tetap dilakukan dengan etis. Siapa tahu bisa sukses dengan karir sebagai karyawan dan meroket bisnis sampingannya. Atau malahan nantinya menceburkan diri ke bisnis yang sebelumnya menjadi sampingan ? Apapun pilihannya, semoga sukses !

Saturday, June 30, 2012

Si Kecil, Bakso dan Daya Lahap

Akhir pekan kemarin, saya dan keluarga termasuk si kecil makan di sebuah foodcourt di Madiun. Istri memesan makanan kesukaan si kecil : bakso. Bakcooo, begitu si kecil mengucapkannya.

Bakso ukuran normal dibagi menjadi potongan yang lebih kecil agar bisa masuk ke mulut si kecil. Sesekali si kecil menyantap baksonya secara mandiri, sesekali disuapi oleh ayah-ibunya. Suatu kali saya menyuapkan sepotong bakso, si kecil pun menolak. Usut punya usut ternyata si kecil tidak mau menyantap potongan bakso yang ukurannya terlalu besar ataupun bakso yang 'dihinggapi' potongan daun seledri. Saat potongan bakso diperkecil dan daun seledri dibersihkan, si kecil pun mau melahap baksonya.

Seringkali hal seperti si kecil makan bakso ini terjadi di organisasi terutama yang mencari laba. Makan bakso ibarat perusahaan mendatangkan pemasukan. Perusahaan salah menangkap order atau keliru membidik segmen pasar seperti menyantap bakso yang rasanya amburadul. Melahap bakso yang tak muat masuk ke dalam mulut cocok sebagai perumpamaan perusahaan yang over promise under delivery. Janjinya ketinggian namun sejatinya tak mampu men-deliver janjinya ke konsumen dengan sempurna. Tak ada pemasukan atau penjualan bisa dipastikan perusahaan akan sekarat cepat atau lambat. Tapi banyaknya order atau pelanggan yang digaet tidak serta merta membuat perusahaan sehat walafiat.

Banyaknya order atau tingginya pesanan tidak akan berarti apa-apa jika tidak diimbangi dengan kemampuan perusahaan memenuhi pesanan tersebut. Perusahaan harus mampu men-deliver produk atau layanan yang dijanjikan atau yang telah disepakati dengan pelanggan. Baik spesifikasi, harga, kapan bisa didapatkan sampai layanan tambahan lainnya. Tanpa kemampuan pemenuhan kebutuhan pelanggan, pesanan yang banyak atau banyaknya konsumen yang berhasil digaet tidak akan mampu mendongkrak untung perusahaan. Yang ada bahkan bisa jadi sebaliknya : kerugian yang datang dan reputasi perusahaan yang dipertaruhkan.

Lalu bagaimana menjamin bahwa tingginya order atau banyaknya pesanan dapat membuat perusahaan mampu terbang lebih tinggi ? Jawaban paling sederhana adalah pastikan banyaknya order berbanding lurus dengan melimpahnya keuntungan :). Sedangkan jawaban yang agak ilmiah adalah pastikan customer satisfaction (kepuasan pelanggan) dengan memastikan proses bisnis berjalan dengan ciamik. Caranya ?

Pertama, manajemen sumber daya. Organisasi harus mampu menentukan dan memastikan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Baik sumber daya manusia, peralatan maupun keuangan.

Kedua, realisasi produk. Proses realisasi produk atau layanan dimulai dari proses identifikasi kebutuhan (masukan) pelanggan, perencanaan proses realisasi hingga penyerahan kepada pelanggan. Proses-proses inilah yang harus dipastikan berjalan dengan top markotop hingga didapatkan output (produk atau layanan) yang maknyus :).

Ketiga; pengukuran, analisis & improvement. There is always the better way. Peningkatan kinerja proses bisnis merupakan keharusan jika perusahaan ingin tetap dilirik oleh banyak pelanggan.

Keempat, tanggung jawab manajemen. Nah inilah kenapa pegawai kerah putih level manajemen digaji tinggi hehe. Karena tugasnya adalah menyeleraskan antara target perusahaan, sumber daya dan kemampuan yang dipunya serta bagaimana perusahaan sanggup men-deliver produk dan layanan kelas wahid.

Kembali ke contoh bakso tadi. Namun sekarang beralih ke penjual bakso. Ilustrasi yang mungkin cocok dengan penjelasan di atas adalah bagaimana penjual bakso tersebut bisa men-deliver bakso yang terbuat dari daging segar dan racikan bumbu yang pas, dengan tingkat kekenyalan dan kematangan yang sempurna. Dan tentu saja bakso yang gampang dipotong menjadi potongan lebih kecil dan ramah di kantong ayah-ibunya hehehe...

Wednesday, May 23, 2012

Mei 2012

Tulisan ini hanya salah satu cara saya untuk menandai waktu.

Mei tahun ini, Si Kecil genap berusia 2 tahun. Celotehnya makin banyak. Geraknya tambah lincah dan lucu. Kami bersyukur dan sering terkagum-kagum akan tingkah polah Si Kecil.

Mei tahun ini, bilangan umur saya bertambah. Yang artinya jatah umur juga berkurang. Semoga semakin bisa menjadi orang yang bermanfaat.

Mei tahun ini, Juventus akhirnya meraih Scudetto setelah kasus Calciopoli. Gelar Scudetto ke 30 yang diraih di lapangan, namun diakui yang ke 28 secara resmi.

Mei tahun ini, Del Piero meninggalkan Juventus. Kontraknya habis dan tidak diperpanjang. Legenda hidup Juventus ini berpisah setelah kebersamaan selama 19 musim. Arrivederci Il Capitano !

Mei tahun ini, ada beberapa sahabat yang menikah, ada yang sudah memantapkan hati dengan calonnya dan beberapa kabar gembira lainnya.

Mei tahun ini, saya bertemu dengan orang-orang dimana saya bisa berbagi banyak ide. Semoga ide-ide tersebut terus menggelinding, membesar dan mewujud. Semoga ide-ide tersebut bermanfaat bagi banyak orang.

Mei tahun ini, seperti bulan-bulan sebelumnya dan yang akan datang : selalu banyak yang terjadi. Semoga kita selalu bisa menjadi bagian dari kabar baik :)

Sunday, March 11, 2012

Karena Bekerja Tidak Semata untuk Uang

Tujuan bekerja paling dasar tentu saja agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam konteks sekarang, bekerja adalah untuk menghasilkan uang untuk membiayai keperluan diri dan keluarga. Tak sekedar untuk uang, tujuan bekerja pun beragam. Mulai untuk memenuhi kebutuhan bersosialisasi, demi prestise dan harga diri, tempat aktualisasi diri dsb. Namun menurut saya, apapun tujuan kita bekerja, kesemuanya harus diikat dengan nilai agar pekerjaan kita bermakna. Atau dengan kata lain agar pekerjaan memperoleh keberkahan.

Apa itu berkah ? Menurut saya berkah berarti mempunyai nilai tambah meskipun seringkali nilai tambah tersebut tidak bisa serta merta terukur. Perasaan yang damai, keluarga yang harmonis, kesehatan yang terjaga, tetangga yang rukun dsb merupakan beberapa contoh keadaan yang diperoleh dari pekerjaan yang berkah. Terlepas dari seberapa besar gaji yang diperoleh, seberapa tinggi jabatan atau seberapa mentereng pekerjaan tersebut.

Lalu bagaimana agar memperoleh pekerjaan yang membawa berkah ? Secara sederhana kita harus mencermati 2 hal. Pertama, apa pekerjaan tersebut. Kedua, bagaimana kita bekerja.

Tentang apa pekerjaan yang membawa berkah, tentu saja pekerjaan yang baik. Pekerjaan yang sesuai dengan nilai moral yang kita pegang. Pekerjaan yang memang dihalalkan oleh Yang Maha Pemberi Rezeki. Muhammad saw mengatakan pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sendiri dan setiap jual-beli atau bisnis yang dilakukan dengan baik.

Lalu bagaimana cara bekerja yang membawa keberkahan ? Saya mengambil istilah dari kitab suci yaitu qowiyun amin. Setiap dari kita harus bekerja dengan qowiyun amin. Qowiy berarti kuat, atau dapat diartikan profesional. Dan amin artinya dapat dipercaya, atau berintegritas. Profesional lebih bersifat hardskill, sedangkan integritas lebih kepada perilaku. Saat kita bekerja dengan profesional dan kompeten serta dibarengi dengan sikap yang jujur maka insyaAllah keberkahan akan menyertai pekerjaan yang kita lakukan.

Apapun pekerjaan kita, maka mencari keberkahan harus menjadi mindset yang tertancap kuat di kepala. Meski penghasilan melimpah yang penting mendapat berkah :)

Thursday, March 01, 2012

Bertandang ke Area Militer

Karena kewajiban dari perusahaan, sekira awal tahun ini saya berkesempatan singgah di Pusdikpom, Cimahi. Pusdikpom tak lain adalah Pusat Pendidikan Polisi Militer. Kami, saya dan teman-teman, selama 2 minggu mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang bertajuk Pelatihan Mental dan Kepribadian. Dari judul pelatihan pasti sudah terbayang apa isinya :)

Terlepas dari materi dan metode pelatihan yang tidak serta merta dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, ada satu hal yang saya menjadi tambahan ilmu buat saya yaitu tentang kehidupan awak militer. Info yang selama ini hanya saya dapat dari berita-berita di media, waktu itu saya dapatkan langsung dengan mengalaminya (meski hanya dalam skala sangat kecil:) dan dari cerita bapak-bapak dan ibu-ibu TNI.

Tentang kehidupan militer di markas dan di lapangan, wah jangan ditanya :). Anda yang biasa hidup bersantai-santai akan dipaksa untuk teratur. Bangun tidur, makan pagi, apel & upacara, sikap duduk & berdiri, cara bertanya dan menjawab, sampai cara memegang alat mandipun semuanya diatur. Selama pelatihan tersebut salah satu hal yang sering terlintas di pikiran saya adalah : betapa bahagianya menjadi orang 'merdeka'.

Tentang kesejahteraan ? Saya rasa kondisinya mirip-mirip dengan PNS karena sama-sama abdi negara. Yang terlihat cukup berada adalah yang sudah memiliki jabatan tinggi mirip PNS dengan jabatan eselon 1 atau 2. Sesekali waktu bapak-bapak yang melatih kami itu sedikit curhat tentang perihal tersebut :)

Tentang kehidupan pribadi ? Mas-mas tentara terutama yang masih muda kebanyakan terlihat gagah perkasa :). Di luar tugasnya, tentara-tentara itu juga seperti warga sipil. Karena tugas, tentara-tentara ini tak jarang dipindahtempatkan. Bagi yang sudah berkeluarga tentu saja keluarga diajak serta. Yang sering jadi perhatian adalah anak-anak tentara yang harus berganti sekolah, mencari teman baru di tempat baru dan tentu saja harus adaptasi dengan lingkungan. Tak jarang perpindahan satu dengan perpindahan yang lain terjadi dalam interval waktu yang tidak terlalu lama.

Soal pengorbanan ? Wah ini yang seru :). Untuk dididik dan dilatih jadi tentara saja, bagi saya sudah merupakan satu pengorbanan besar. Mereka digembleng secara fisik, mental dan juga pengetahuan. Melepaskan atribut 'kemerdekaan' sebagai warga sipil untuk menjadi warga militer. Terlebih jika sudah ditugaskan di garis depan seperti di daerah konflik atau di daerah perbatasan.

Jadi, mulailah lebih menghargai bapak-bapak dan ibu-ibu tentara. Terlepas dari adanya oknum yang menyimpang, keterlibatan dalam dunia politik dsb, tugas asli tentara adalah hal mulia yaitu menjaga keamanan dan kedaulatan bangsa ini.

Hormaaaaaattt grak !