Friday, September 16, 2005

lampu merah simpang dago

Mudahkan hidupnya hiasi dengan belai Mu
Sucikan tangan-tangan yang memegang erat harta
Terangi harinya dengan lembut mentari Mu
Buka genggaman yang telah menjadi hak mereka
(Lihat, dengar, rasakan by Sheila on 7)

Seringkali merasakan kebimbangan saat lampu merah di simpang Dago. Biasanya saat lampu merah itulah, pengamen-pengamen menyerbu angkot yang terpaksa berhenti karena lampu merah. Nah saat pengamen itu selesai menyanyi atau aktifitas lain apapun namanya, mereka akan menyodorkan sebuah tempat untuk para pendengar mereka memberikan uang 'jasa'.

Saat itulah terjadi kebimbangan antara memberi atau tidak. Kalau memang benar-benar tidak ada uang receh, tidak menjadi masalah. (Kenapa coba harus uang receh?). Sebenarnya bukan masalah uang, tetapi masalah hati nurani atau moral (waduh sebenarnya malu kalau ngomongin masalah ini). Mengikuti diskusi sebuah forum di dunia maya, bahwa sebenarnya dengan bekerja di pinggir jalan itu mereka (pengamen, anak jalanan dsb) mendapatkan uang sekitar 750 ribu (sebuah nilai uang yang cukup besar untuk mahasiswa seperti saya). Nah dengan uang sebanyak itu wajar kalau mereka lebih suka bekerja di jalanan 'selamanya'. Tapi apakah benar mereka ingin seperti itu selamanya. Nggak tahu sih.

Nah kembali lagi ke masalah bingung. Kalau kita memberi uang ke pengamen itu, maka kita turut memberikan andil ke penghasilan mereka, itu artinya kita tetap mendukung mereka untuk tetap di jalanan. Tetapi kalau tidak memberi, pertama kasihan, kedua kalau semua orang berpikiran sama dengan saya maka meraka tidak akan mendapatkan uang seperpun dalam sehari. Nah bingung kan.

Kalau saya sih beberapa kali memberi dengan alasan biasanya karena kasihan (apalagi kalau anak kecil). Kemudian kalau pengamennya benar-benar bagus. Coba bayangin, ada gitaris keren, galon-er yang udah kayak drummer, trus vokalisnya lumayan, biasanya ditambah ada yang main biola. (Berlebihan sih ;p).

Sebenarnya ada beberapa usulan solusi (menurut forum yang ada di dunia maya tadi). Salah satunya adalah, daripada uangnya diberikan langsung ke anak (bukan anak aja sih) jalanan, lebih baik lewat yayasan sosial atau sejenisnya. Yah bagus sih tapi kan ribet (hehe kalau ini pembenaran).

Tapi menurut saya sih, masalah ini kembali ke masing-masing dari kita. Silahkan saja mau memberi atau tidak yang penting ikhlas. Jadi kepikiran nih, sekarang kan mendekati Ramadhan dan Insya 4JJI di Ramadhan amal kita akan dilipatkan gandakan, bagaimana kalau kita mencoba berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara kita yang lain. Misalnya, apa ya? Oh ya, misalnya Pengumpulan Seribu Sarung trus ntar kita bagiin di panti asuhan. Gimana????.

No comments: