Wednesday, October 26, 2005

Matahari aja nggak pernah ngeluh.......

Ada yang aneh di hari-hari terakhir ini. Bukannya Ramadhan tambah kenceng ibadah tapi yang ada malah misuh-misuh nggak jelas. Ada akibat pasti ada sebab. Sebenarnya lebih karena kapasitas mental yang lumayan terkuras habis. Bukan karena UTS yang sekarang lagi menjamur tetapi lebih karena tugas kuliah yang sangat 'meyenangkan'. Sebenarnya telah mencoba untuk memanipulasi otak supaya berfikir bahwa tugas adalah hal yang menyenangkan, benar-benar menyenangkan. Tapi apa daya, bukannya otak mengiyakan bahwa tugas adalah hal menyenangkan, malahan sebaliknya, tugas-tugas yang ada sampai pada tahap memuakkan.

Sebenarnya tugas yang bertubi-tubi bisa menambah kapasitas mental, tapi sayangnya penambahan kapasitas mental tidak sebanding dengan derasnya tugas-tugas kuliah yang datang.

Yang sekarang sedang in di angkatanku, ya itu deh, Perancangan Lay Out pabrik. Tugas dikumpul tiap minggu. Sebenarnya tugasnya asyik. Mana ada tugas yang lebih asyik daripada ngerancang pabrik, meski nggak beneran. Bayangkan saja, mana ada konsultan yang pegawainya cuma 2 orang trus bisa buat tata letak pabrik dalam jangka waktu 7 mingggu. Tapi yang ada tugas ini terasa sangat berat, apalagi buat anak-anak malas macam aku ni. Yang bikin ngenes lagi tuh, biasanya modul tugas berikutnya sudah keluar pas tugas yang sekarang belum dikumpul. Nasib anak kuliah.

Untungnya aku tidak termasuk golongan anak yang rajin. Kenapa untung? Karena setelah dipikir-pikir (tumben mikirin hal yang beginian) tugas-tugas semacam ini kalau ketemu anak yang rajin bisa jadi semacam ramuan yang manjur untuk mencetak satu manusia yang workaholic. Ini memang baru semacam hipotesis dari seorang bocah yang tidak pernah suka tugas-tugas yang bisa merusak jadwal acara dengan semena-mena hehe. Bayangkan saja, habis kuliah biasa yang cukup melelahkan, malamnya harus ngerjain tugas apalagi kalau punya mental deadliner, pasti nggak tidur semalaman. Tapi perasaaan, meskipun sudah coba dikerjakan jauh-jauh hari masih saja merusak waktu yang ada. Kalau hal-hal itu semacam itu berlanjut sampai hari tua, maksudnya setelah kuliah, bayangkan saja, pulang kantor langsung ngerjain tugas kantor, trus ketiduran atau nggak tidur sama sekali karena tugas, trus paginya langsung berangkat ke kantor lagi. Mana bisa ngobrol sama istri, becanda sama anak, waduh gawat nih kalau gini ceritanya. Berlebihan sih.

Yah, yang jelas, apapun kondisinya kita mesti bertahan. Tidak boleh kalah sama keadaan yang ada. Matahari aja nggak pernah ngeluh.......

Friday, October 21, 2005

Akhirnya bisa reuni juga.....

'Hari rabu jam 16.30 ada buka bareng Alabos Bandung di Wong Solo Dago. Konfirmasi ke no ini'. Sebuah sms datang beberapa hari yang lalu. Awalnya bingung, hah ada buka puasa. Maklum meskipun sudah 3 tahun kuliah di Bandung tapi belum pernah sekalipun alumni SMA ku Al Azhar Boarding School (Alabos) ngumpul di satu acara. Terutama yang kuliah di Bandung. Ya jadilah sore-malam itu jadi pertemuan pertama kami, alumni Alabos yang ada di Bandung.

Sayang tidak semuanya yang ada di Bandung bisa hadir. Meskipun saya sendiri tidak tahu siapa yang tidak bisa hadir. Lumayan bisa ketemu alumni yang sudah tua, dari angkatan kedua (oh ya saya masuk SMA itu angkatan ketujuh dan paling buncit) sampai temen2 yang seangkatan. Ada yang di Unpad, Itenas dan juga tentu saja ITB. Nah parahnya ternyata ada alumni angkatan 2 yang kuliah juga di ITB tapi nggak pernah ketemu padahal baru lulus Juli kemarin. Jadi malu....

Sebenarnya sudah lama pingin banget ngumpul bareng temen-temen alumni SMA dulu. Tapi karena saya angkatan paling muda dan ngggak tahu harus nghubungi siapa ya jadinya nggak konkret. Sebenarnya ada alumni juga selisih 2 angkatan di atas saya yang kuliah di ITB, tapi kalau ketemu ya cuma hahahehe nggak pernah ngomongin soal ngumpul bareng. Di samping juga karena kesibukan kuliah (--> pembenaran dari kata-kata apatis...).

Yang paling penting sekarang, rasanya sudah plong, bisa ketemu temen2 SMA dulu, bisa ketemu mbak2 mas2 yang dulu pernah sekolah di SMA yang sama denganku. Akhirnya....

Abis makan-makan trus ke Jonas, nggak lupa nyasar dulu karena salah naek angkot, trus nyengir di depan kamera, tuker2an nomer HP trus pulang jalan kaki dari Simpang Dago sampai rumah karena udah nggak ada angkot yang lewat. Tarawih di masjid kelewat yang ada harus tarawih sendirian, hiksss....

Saturday, October 15, 2005

Kisah Seseorang

Ada seseorang yang bercerita bahwa dia sangat pelupa. Kejadian yang baru lewat saja kadang tidak bisa diingatnya. Apalagi untuk hal-hal yang sepele seperti tadi mandi pakai sabun apa atau makan pakai lauk apa. Dan parahnya lagi orang ini tidak pernah memperhatikan sekelilingnya.

Masa kecilnya pun tidak pernah dia ingat. Ditambah tidak ada alat yang mengabadikan ingatannya itu paling-paling hanya beberapa lembar foto dan mengandalkan riwayat yang disampaikan bundanya. Kejadian yang paling diingatnya mungkin adalah saat dia mengadu pelipisnya dengan bibir selokan yang mengakibatkan dia masuk UGD dan ditertawakan dokternya.

Masa SD juga masih tidak terlalu jelas. Hanya ingat masa sekolah yang tiap harinya berlari-lari lalu ikut bimbingan guru untuk cerdas cermat bla bla bla.

Kemudian SMP sudah mulai dilupakan juga. Mungkin hanya tersadar bahwa saat itu dia menjadi orang yang sangat pendiam lalu ada seorang perempuan yang dekat dengannya dan perempuan itulah yang menjadi cinta pertamanya.

Lalu SMA masa yang sangat mengambang, membingungkan baginya. Meloncat dari satu area ke area lain. Menghancurkan beberapa kali hati perempuan yang dia cintai karena tersadar bahwa itu bukan jalannya. Meskipun cara yang dia pakai sangat buruk.

Masuk ke masa kuliah, masih tidak jauh berbeda. Masih mengambang. Bahkan dicurigai, dia tidak bisa mengingat kejadian karena kepribadiannya terpecah. Gawat. Otaknya semakin mengarah ke arah kriminal dan kelicikan.

Tapi sekarang, percayalah, dia semakin baik. Dia mulai bisa memperhatikan sekelilingnya. Dia sadar bahwa dia ada dan begitu juga sekelilingnya. Dia sadar dia hidup bukan untuk dirinya saja. Dia sadar bahwa hidup terlalu berharga untuk dinikmati dengan kesendirian yang bodoh. Dia sadar bahwa ada banyak hati yang harus di sentuh. Dan dia sadar bahwa hidupnya lebih bermakna.

Aku hanya bisa berdoa untuknya semoga dia tetap dalam keadaannya yang sekarang dan akan jauh lebih baik dari keadaannya sekarang ini.

Wednesday, October 12, 2005

Selalu ada kerinduan di setiap Ramadhan

Selalu ada perasaan yang lain dalam menyambut bulan mulia, Ramadhan. Selalu ada kekurangan yang terdapat dalam diri ketika memasuki Ramadhan. Selalu ada perasaan tidak puas ketika Ramadhan telah terlewat. Tetapi selalu ada kerinduan bertemu dengan Tamu Agung ini dan Sang Pencipta.

Ramadhan tahun ini, saya masih menghabiskan waktu di bangku kuliah. Sejak masuk kuliah tiga tahun yang lalu, Ramadhan jauh dari kampung halaman, yang tentu saja suasananya sangat berbeda. Sebagian besar waktu Ramadhan malah dihabiskan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, bahkan ketika sudah menginjak tingkat akhir seperti sekarang ini, tugas-tugas justru datang bertubi-tubi. Karena sudah menjadi kewajiban sebagai seorang mahasiswa, meskipun berat tetap saja harus dikerjakan, karena menjadi mahasiswa yang baik adalah amanah dari orang tua.

Kalau menggunakan pemikiran anak kecil yang menginginkan sesuatu hal yang berat cepat berlalu, sepertinya saya harus berterima kasih kepada bapak ibu dosen yang memberikan cukup banyak tugas sehingga waktu sangat penuh terisi dan terasa berlalu begitu cepat.

Di sisi lain, meskipun hati masih merasa berat mengerjakan tugas, tetapi karena Ramadhan adalah waktu dimana amal kebaikan dilipatgandakan, maka hal yang perlu dilakukan adalah mengarahkan hati dan pikiran agar niat yang sebelumnya hanya sekedar mengerjakan tugas menjadi niatan untuk menggapai masa depan nan cerah untuk meraih ridho Allah. Nah mulia sekali kan, meskipun sangat susah untuk diterapkan.

Satu hal yang dirindukan pada setiap Ramadhan beberapa tahun terakhir ini adalah kerinduan berkumpul dengan keluarga. Karena menghabiskan bulan Puasa di tempat yang jauh dari rumah bagi sebagian besar orang akan menimbulkan kerinduan untuk pulang kampung. Di samping karena saya adalah anak kos yang dalam bulan puasa ini jarang menikmati kolak gratis hikss..

Selain itu satu hal yang sangat saya rindukan di setiap bulan Ramadhan adalah perubahan diri. Masih teringat waktu SD dulu, pertama kali saya sholat rutin ya pas bulan Ramadhan. Tapi momen seperti itu tidak saya temukan beberapa tahun terakhir. Mungkin hati saya semakin keras membatu karena begitu banyak kesalahan yang saya lakukan. Semoga Allah mengampuni.

Ramadhan tahun ini semoga memberikan pencerahan bagi jiwa saya. Semoga Allah yang Maha Rahman senantiasa memberikan hidayahNya kepada kita semua. Semoga dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya.

Rabu, 8 Ramadhaan 1426

Sunday, October 02, 2005

Circle of trust

Hanya orang-orang tertentu yang berada di lingkaran kita. Circle of trust. Lingkaran dimana kita bisa mengungkapkan apa saja yang ada di pikiran dan hati kita. Orang-orang terdekat atau sahabat yang kita anggap bisa menyimpan dan menampung semua omongan kita.

Bicara soal circle of trust, hari-hari terakhir ini begitu banyak masalah yang menimpa kepalaku. Dan puncaknya terjadi 'benturan' dengan beberapa teman. Ada suatu masalah yang terakumulasi, yang tidak dapat dibendung lagi hingga beberapa waktu lalu meledak. Walaupun bisa reda dalam waktu yang cepat. Di saat konflik mereda itulah akhirnya aku menemukan satu lagi sahabat yang masuk ke dalam 'lingkaranku'. Ahirnya aku bisa bercerita banyak hal dan yang paling penting dia memberikan banyak kritik dan masukan yang sangat berharga bagiku. Karena terus terang jarang sekali aku mendapat masukan berharga seperti yang diberikan oleh sahabatku itu.

Nah, aku pikir itulah guna sahabat. Tidak hanya ada di samping kita saat senang, tapi juga bisa mengangkat kembali kepala kita saat kita tertunduk kalah. Semoga semakin banyak manusia-manusia yang bisa aku percaya dan masuk ke dalam 'lingkaranku'. Still looking for them....