Tuesday, August 15, 2006

Antrian Mahasiswa

Dg dg dg dg. Suara baling-baling helikopter memekik di udara.
"Baba. Tolong laporkan kondisi di bawah. Dari atas tampak kerumunan orang yang tidak biasa."
Sedangkan di bawah. Di antara kerumunan orang.
"Baik Dada. Akan coba saya laporkan situasi disini. Disini terdapat antrian."
"Antrian?"
"Ya, antrian mahasiswa."
"Kenapa mereka mengantri?"
"Mereka sedang melakukan pendaftaran ulang Da."
"Daftar ulang. Bukankah mereka seharusnya daftar ulang di gedung Annex? Bukankah yang di bawah itu gedung labtek?"
"Betul sekali Da. Disini ini gedung labtek. Dan mereka memang sedang mengantri untuk daftar ulang."
"Jurusan apa mereka?"
"Saya tidak begitu tahu, Da. Tapi saya kenal satu orang. Ia jurusan TI."
"Mmm. TI ya. Bukankah mereka seharusnya melakukan pendaftaran ulang online."
(Tidak perlu disebutkan, bagaimana ia tahu informasi itu)
"Iya betul, Da. Tapi mereka harus mengantri untuk mengambil KSMnya."
"Ooo begitu ya. Saya dengar meskipun mereka melakukan pendaftaran ulang online, mereka harus minta persetujuan dosen wali mereka. Dan itu tidak bisa dilakukan secara online."
"Sebentar, Da. Akan saya tanyakan kepada mereka."
Selang beberapa menit kemudian.
"Ooo itu betul, Da. Mereka harus bertemu dosen wali langsung. Sepertinya tidak ada bedanya dengan daftar ulang biasa alias yang tidak online."
"Lalu apa kelebihan daftar ulang online kalau begitu?"
"Mmm. Mungkin lebih gaya, Da. Meskipun mengantrinya sama panjang, tetapi disini lebih dingin dibandingkan di Annex. Terlebih ruang tunggunya yang ber-AC. Wuih dingin..."
"Baik, kalau begitu, Ba. Saya akan melanjutkan ke Annex. Sepertinya disana terdapat antrian juga."
Dg dg dg dg. Baling-baling masih memekik.
"Demikian pemirsa. Laporan langsung dari ITB tentang daftar ulang mahasiswa untuk semester baru. Tetap bersama kami, radio KITA. 109,9FM. Bersama melangkah menuju hari depan...."
Dg dg dg dg.
Seorang laki-laki tergopoh-gopoh keluar dari ruangan.
"Kenapa anda tampak tergesa-gesa?" tanya Baba pada laki-laki itu.
"Saya ingin minta tanda tangan lagi ke dosen wali."
"Bukankah anda telah mendapatkan KSM?"
"Ah tidak usah banyak tanya kamu..."
--------
Cerita ini hanya fiktif belaka. Kesamaan peristiwa (sepertinya) bukan hal yang disengaja.
Annex : gedung rektorat
Labtek : laboratorium teknik
TI : Teknik Industri
KSM : Kartu Studi Mahasiswa
AC : Air Conditioner ;p
ITB : Institut Teknologi Bandung
KITA : nama stasiun radionya

6 comments:

Anonymous said...

an tagore kalo nyebut ayahnya dada,kalo ga salah di bahasa india artinya ayah..

Anonymous said...

"Ooo begitu ya. Saya dengar meskipun mereka melakukan pendaftaran ulang online, mereka harus minta persetujuan dosen wali mereka. Dan itu tidak bisa dilakukan secara online."

Masa sih??

Anonymous said...

lucu juga kampus kita...

mau online tapi gak bisa di akses dari luar kampus,

mau online tapi tetep kudu ktemu wali

mau online tapi ksm kudu manual, sbenernya perlu ga sih punya ksm hardcopy.....hehehe

Anonymous said...

waduh, sebegitunya ya?? jadi ga enak nih an...
- lucky yang daftar ulang via adit yg dititipin lg ke aan..;-p

Anonymous said...

Buat A : Ya kayak perwalian biasa tho. Nunjukin form perwalian (atau apapun itu namanya), nunjukin mata kuliah yang diambil baru dikasih tanda tangan sama dosen wali. Trus ngisi matkul yang diambil lewat ol.akademik trus nunggu di-approve sama dosen wali. Begitu kan???

Anonymous said...

Nggak usah toh. Begitu kita selesai ngisi di ol.akademik, kita tinggal nunggu dosen wali meng-approve kok. Paperless & tandatangan-less :p.
Kecuali kalo dosen wali-nya maksa ketemu. Hehehe..