Friday, September 21, 2012

Karyawan & Bisnis Online


Menjadi karyawan dan menekuni bisnis sendiri merupakan pilihan yang sekarang ini banyak dijalani. Terutama oleh anak-anak muda. Motif di balik bisnis sampingan pun beragam. Ada yang karena ingin menambah pemasukan sembari belajar bisnis, ada yang menyalurkan hobi ataupun sengaja merintis untuk dijadikan profesi utama di masa depan.

Perkembangan internet membentangkan peluang melimpah bagi pengusaha pemula. Internet menjadi sumber, sarana dan bahkan ujung tombak dalam menjalankan bisnis. Maka bermunculanlah beraneka ragam bisnis online dengan seabreg barang dan jasa yang diniagakan.

Bisnis online bagi sebagian orang menawarkan kemerdekaan ruang. Selama masih ada peralatan dan jaringan yang memungkinkan untuk tersambung ke internet maka bisnispun bisa dikelola. Itulah kenapa banyak karyawan yang menekuni bisnis online sebagai usaha sampingan.

Lalu apakah benar jika bisnis online bisa dengan mudah menjadi usaha sampingan bagi karyawan ? Atau benarkah penyataan yang sering terdengar "Ah kan bisnis online, pasti mudah sambil jadi karyawan" ? Mari kita telisik bersama-sama.

Menurut saya, pernyataan di atas tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar.

Bisnis bisa merujuk pada aktivitas atau organisasi. Bisnis secara sederhana merupakan organisasi (bisa individu atau institusi) yang melakukan aktivitas pertukaran barang/jasa kepada konsumen. Bisnis online memanfaatkan internet sebagai sarana untuk menangkap kebutuhan/keinginan konsumen dan menyampaikan barang/jasa yang dibutuhkan. Makanya, bisnis online merentang dari skala mikro hingga skala raksasa super, dari yang pengelolanya 1 orang hingga yang punya pegawai ribuan orang.

Lalu bagaimana dengan bisnis online yang menjadi usaha sampingan para karyawan ? Prinsipnya sama saja dengan bisnis sampingan lainnya. Selama masih menjadi karyawan dan menjalankan bisnis sendiri secara bersamaan, maka segala sesuatunya harus ditempatkan dengan sesuai. Sebagai karyawan tentu saja terikat dengan peraturan perusahaan/organisasi, terutama terkait dengan waktu dan fasilitas kerja. Idealnya dan etisnya, waktu dan fasilitas kerja untuk bisnis pribadi harus dipisahkan betul dengan waktu dan fasilitas kerja sebagai karyawan. Jika menggunakan waktu kerja dan fasilitas kantor untuk bisnis pribadi, silahkan anda nilai sendiri. Perusahaan/institusi memberikan gaji kepada karyawan sebagai kompensasi waktu kerja dan energi yang dikeluarkan oleh karyawan serta memberikan fasilitas untuk menunjang pekerjaan. Jadi imbal baliknya adalah karyawan menggunakan waktu dan fasilitas kerja untuk kepentingan perusahaan/institusi, bukan yang lain apalagi untuk bisnis pribadi.

Jadi jika anda adalah karyawan yang juga menekuni bisnis online, maka anda harus pintar-pintar mengelola bisnis sampingan. Bisnis online yang anda geluti harus disesuaikan dengan aktivitas anda sebagai karyawan dan bukan sebaliknya. Jangan sampai secara fisik anda nongkrong di kantor sebagai karyawan tetapi justru sibuk mengutak-atik bisnis online anda hehe. Ada banyak pilihan strategi untuk mengelola bisnis online sebagai usaha sampingan. Dan ini sangat tergantung pada jenis bisnis dan sifatnya, seberapa besar bisnis tersebut dan tentu saja kemampuan anda.

Opsi 1, Main Executor. Pilihan ini jika anda memilih menjadi single fighter di bisnis online yang anda tekuni. Bisa jadi anda punya kemampuan graphic design atau search engine optimization (SEO) lalu mengunggah portofolio hasil karya anda di dunia maya dan kemudian menangkap order lewat internet juga. Atau memilih jual beli online, dimana anda sebagai pelaksana tunggal atau mengajak serta saudara namun anda juga terlibat penuh dalam day-to-day operational. Dalam opsi ini, idealnya bisnis online yang anda tekuni tidak banyak menyita waktu dan energi fisik anda. Jenis bisnis yang bisa anda tekuni di waktu luang anda dan anda yakin dengan kemampuan anda dalam memenuni permintaan konsumen.

Opsi 2, Active Partner. Anda bisa jadi berkongsi dengan orang lain. Bisa jadi jenis bisnisnya bisa dikelola dengan opsi 1. Namun dalam opsi ini, anda punya partner kerja. Sehingga pekerjaan dan tanggung jawab bisa dibagi dengan partner tersebut. Kapasitas bisnis anda seharusnya lebih besar dibandingkan jika dikelola dengan opsi 1. Anda barangkali juga aktif dalam day-to-day operational tapi anda punya kawan yang minimal menjadi back-up dalam bisnis tersebut. Tantangannya adalah bagaimana menyelaraskan antara peran anda sebagai karyawan dan pembagian tugas dengan partner bisnis anda. Jangan dikira jika ada partner, bisnis akan selalu lebih gampang. Karena meskipun banyak kepala dan banyak tangan, kerja (biasanya) akan menjadi lebih mudah. Namun tak jarang dengan banyak kepala dan banyak tangan, (peluang) adu jotos pun semakin sering terjadi. hehe..

Opsi 3, Passive Partner. Dalam opsi ini, anda juga bekerjasama dengan orang lain dalam menjalankan bisnis. Namun anda lebih banyak di belakang layar. Partner andalah yang lebih banyak berkutat dalam operasional sehari-hari. Anda mungkin dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang penting atau saat partner anda kekurangan kapasitas. Dalam opsi ini mungkin anda tidak terlalu terikat dengan bisnis online anda. Namun pembagian tugas dengan partner harus tetap diperjelas. Opsi ini layaknya tepat jika peran anda sebagai karyawan sudah cukup sibuk dan menghabiskan energi, tetapi anda masih berminat menjalankan bisnis.

Opsi 4, Top Management atau Investor. Pilihan ini sepertinya yang paling maknyus hehe. Anda punya uang, lalu membayar orang lain untuk menjalankan bisnis online anda. Anda punya ide dan bisa mengajak partner yang punya uang, maka anda bisa duduk sebagai komisaris atau minimal managing director lah. Tugas ada yang utama adalah membuat perencanaan dan mengontrolnya. Urusan operasional serahkan kepada orang-orang yang ada rekrut. Memang dari segi waktu, pilihan ini adalah yang paling longgar. Anda bisa saja hanya menggunakan waktu luang anda yang benar-benar luang untuk mengontrol bisnis anda. Tapi tentu saja tanggung jawab anda juga (masih) besar.

Menjalani bisnis sampingan memang seru, tapi harus tetap dilakukan dengan etis. Siapa tahu bisa sukses dengan karir sebagai karyawan dan meroket bisnis sampingannya. Atau malahan nantinya menceburkan diri ke bisnis yang sebelumnya menjadi sampingan ? Apapun pilihannya, semoga sukses !