Friday, July 20, 2007

Panggil Aku Aulia (Saja) !

Nama panggilan diciptakan untuk memudahkan orang untuk menyebut nama. Entah itu diberikan oleh orang tua, diri sendiri ataupun orang lain. Anda mungkin pernah mengenal seseorang yang mempunyai hobi membuat nama panggilan yang sepintas seperti seenaknya sendiri. Jadi jangan heran kalau anda mendengar seorang manusia yang dipanggil dengan sebutan 'kroto' (bhs Jawa = semut rangrang kecil), seorang cowok bernama panggilan 'Yuti', nama 'Luqman' menjadi 'Lukboy' dengan analogi Superman yang dulu waktu kecil dipanggil 'Superboy' atau nama panggilan aneh bin ajaib : Tarsonson. Saya tidak akan membahas orang itu.

Nama panggilan saya sejak kecil adalah 'aan'. Entah darimana kata aan itu berasal. Tapi yang jelas itu pemberian orang tua saya. Orang tua saya biasa memanggil dengan nama panggilan 'aan' atau 'dik' atau 'mas' atau 'le'.

Waktu TK, praktis yang ada hanya 'aan'. Nama lengkap saya hanya terpajang indah pada akte kelahiran. Waktu SD saya bisa sedikit berbangga karena nama lengkap saya terpampang di badge nama seragam. Meski nama aan masih tetap saja berlalu-lalang setiap harinya. Waktu SMP, mulai ada satu dua orang yang memaksa memanggil selain nama panggilan resmi. Maka panggilan berbunyi 'al', 'ul' bahkan 'lia' sering terdengar. Saat SMA, 'aan' masih menjadi nama panggilan resmi saya dan hanya guru saya yang memanggil 'aulia'. Waktu kuliah, nama 'aulia' muncul saat dosen membaca absensi kuliah dan tentu saja saat wisuda.

Waktu pertama kali kerja, saya mempunyai niat agar dipanggil dengan nama 'aulia'. Alasannya sangat sederhana : agar tidak ada yang berpikir bahwa Aan dan Aulia itu 2 orang yang berbeda. Maka saya memperkenalkan diri sebagai Aulia. Meski sudah terlanjur menyebut diri sebagai 'aan' kepada teman-teman yang diterima kerja bersamaan, berikutnya saya selalu menyebut nama Aulia saat mengulurkan tangan dan berkenalan dengan orang lain. Lalu hari-hari dengan nama panggilan Aulia dimulai.

Selang beberapa lama, ada beberapa orang kantor yang mulai bertanya : nama panggilanmu siapa sih? Dengan berat hati maka nama 'aan' pun keluar kembali. Maka teman kerja saya memanggil : 'aan' atau 'ul'. Bos saya kadang menyebut 'aan', kadang 'aulia'. Saat rapat nama 'aulia' yang eksis. Bosnya bosnya bosnya bos saya memanggil saya dengan tambahan kata 'pak' menjadi Pak Aulia. Dan terakhir ibu kos saya memanggil dengan sebutan 'nak'. Tentu saja untuk semua anak kost yang tinggal di rumahnya :).

9 comments:

Lucky said...

halo...an!
hehehe...
*pengen dipanggil luqman, lebih Islami, nggak kebarat-baratan, hehehe

Trian Hendro A. said...


...
Saya tidak akan membahas orang itu..


hmmm... :-?

*piye le' kabarmu? :D

Adit-bram said...

halo juga...an !!
ribet kalo pake aulia :p

*boleh panggil saya adit, bram atau adit-bram hehehhehe..

Anonymous said...

Selamat malam Pak Aulia..
cie.. keren juga yak..

Kalo gitu kamu panggil saya Gunawan ya..
he..he..he..

Aulia said...

lucky : luqman gak cocok luck hehe :D

trian : apik2 wae pak :D

adit-bram : oo gitu ya Dit....

igun : Selamat malam Pak Gunawan (koyok ning sinetron2 hehe :D)

Anonymous said...

aku inget pas smp km sempet dipanggil 'aul' or 'ul' hehehe...btw, kroto tuh bukannya yg buat pakan jangkrik, sing koyo' suket kuwi lho an?

Dika Amelia Ifani said...

memang lebih enak dipanggil nama aslinya "Pak Aulia". Coba dulu di Gamais dipanggilnya itu saja, karena saya gak tau nama aulia=aan.hehe

Aulia said...

ian : iku 'krokot' bukan 'kroto' :)

teh dika : ooo gitu ya teh :)

Adit-bram said...

ooo gitu ya an...
seneng banget pake komen gini sih
hehehehhe

c u @ garut..pak aulia..tetep ribet :p