Thursday, December 22, 2005

Hari Ibu

Hari ini hari ibu. Hari yang diperingati karena hari ini, 77 tahun yang lalu diselenggarakan konser wanita yang kalau tidak salah bertempat di Yogyakarta.

Bagi saya sendiri tidak ada suatu acara khusus untuk memperingati hari ibu ini. Memang karena di keluarga saya tidak ada tradisi khusus untuk mengisi hari ibu ini. Paling banter kirim SMS ke ibu bilang Selamat Hari Ibu.

Bagi saya yang tersadar bahwa hari ini adalah hari ibu karena adanya pembahasan yang cukup menarik tentang perempuan tantangan dan harapan ke depan di sebuah stasiun radio, cukup mendapatkan banyak hal dari hari ini. Banyak wacana yang terlontar dari pemirsa tentang pembahasan itu. Seperti menyadarkan kembali arti pentingnya seorang ibu bagi keluarga bahkan sampai tingkat negara.

Bicara tentang posisi perempuan sebagai ibu, saya teringat dengan pembicaraan dengan teman saya beberapa tahun yang lalu. Intinya dia bertanya tentang perempuan seperti apa yang saya inginkan untuk menjadi ibu bagi anak-anak saya. Yang ibu rumah tangga kah atau wanita karier. Nah karena teman yang bertanya ini adalah kandidat calon ibu anak-anak saya (maksudnya teman saya ini seorang perempuan) maka saya berusaha menjawab dengan jawaban diplomatis yang saya ingat sampai sekarang. Jawaban itu kira-kira seperti ini : Saya sih lumayan moderat. Mau seperti apa istri saya nanti, mau ibu rumah tangga atau wanita karir selama ia bisa menjalankan peran ibu bagi anak-anak saya dan istri yang baik bagi saya dengan baik, saya kira tak masalah. Saya juga tidak sadar kenapa saya bisa menjawab seperti itu. Tapi itu jawaban terbaik yang pernah saya keluarkan dan terus saya pegang sampai sekarang.

Posisi perempuan sebagai ibu sangat strategis. Terutama perannya sebagai pendidik pertama yang bersentuhan langsung dengan manusia-manusia muda. Untuk itulah posisi perempuan sebagai ibu harus diisi oleh kecerdasan dan kebijakan dari sang perempuan itu sendiri. Karena kecerdasan dan kebijakan seorang ibu akan membentuk manusia-manusia muda menjadi manusia-manusia dewasa yang cerdas dan bijak pula. Tetapi peran pendidik tidak hanya diemban oleh ibu semata. Peran kaum Adam sebagai ayah juga penting disini. Ayah maupun ibu harus bisa mengambil perannya masing-masing sebagai pendidik buah hatinya. Untuk itulah komunikasi yang baik antar dua peran itu dibutuhkan. Semoga kelak bisa menjadi seorang ayah yang baik.

Karena hidup adalah sekumpulan dari kumpulan dan karena kita manusia, maka kita bebas menentukan pilihan, baik laki-laki, pun perempuan. Perempuan bisa saja mengambil peran, posisi apapun. Yang sesuai dengan fitrahnya ataupun yang tidak. Tentu saja setelah melewati proses perenungan dan pemikiran tentang fitrah perempuan itu apa.

Selamat hari ibu. Semoga menjadi perempuan yang seutuhnya

Wallahua'lam.

No comments: