Friday, August 05, 2005

Cinta

Aku ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

(Sapardi Djoko Damono, 1989)

Apakah memang sesederhana itukah mencinta? Bisa jadi. Tapi apakah cinta itu sederhana? Sepertinya memang tidak. Sebuah kata yang tidak akan habis diulas. Dan kata itulah yang konon memberikan inspirasi pada pengarang cerita ataupun lagu. Meskipun sering saya rasakan makna yang dibentuk menjadi begitu dangkal. Ahhh...

Sering hanya dimaknai rasa suka dua lawan jenis. Memang tidak salah menerjemahkannya seperti itu tetapi cinta memang tidak sedangkal itu.

Allah memberikan cintaNya kepada makhluk tanpa putus. Rasululullah saw sampai menangis karena kecintaan pada umatnya. Ayah & Bunda kita memberikan cintanya agar kita menjadi anak yang sholeh. Demikian juga keluarga kita yang lain, sahabat kita, guru kita dan manusia lainnya.

Sungguh merugi apabila cinta hanya dimaknai dengan hubungan antara dua jenis yang bahkan belum dibingkai dengan ikatan suci. Sunggguh merugi apabila bukan kecintaan Allah yang paling utama. Sungguh merugi apabila kecintaan kita kepada tokoh melebihi kecintaan kita pada Rasulullah saw. Sungguh merugi apabila kita tidak bisa membalas cinta Ibu Bapak kita. Dan orang-orang yang mencintai kita dengan tulus.

Dan juga cinta kepada manusia yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Dan tentu saja telah diikat dengan 'perjanjian yang berat'. It means our soulmate. Seseorang dimana kita bisa menyempurnakan setengah agama kita. Seseorang yang menjadi teman hidup kita. Seseorang yang mencintai kita karena Allah dan kita mencintainya karena Allah. Sekarang saya hanya berpikir 'seseorang'.


Ya Allah karuniakanlah rasa cinta kepadaku agar aku dapat mencintaiMu
Karuniakanlah kepadaku manusia-manusia yang mencintaiMu, mencintaiku karenaMu dan aku mencintainya karenaMu

No comments: