Monday, June 05, 2006

Petuah Liburan

Saat melewati sebuah liburan, tak lengkap rasanya jikalau tidak berbagi atau bercerita. Seperti dulu saat SD barangkali. Tak terlalu banyak yang diceritakan mungkin, tapi saya rasa ada beberapa yang bisa dibagi.

Kemarin, tepatnya hari sabtu-minggu (3-4 Juni) keluarga besar lab kami mengadakan liburan bersama ke Ciwidey. Sebuah liburan yang tidak terlalu mewah barangkali, tetapi cukup berkesan bagi saya.

Banyak 'petuah' yang berhasil saya tangkap selama liburan lab kemarin, baik yang jelas terdengar oleh saya (tersurat) maupun yang tersirat (alias sok2an narik hikmah or something dari sesuatu yang saya lihat, dengar dan rasakan ;p).

Petuah pertama. Yang ini tersurat, berasal dari Pak Ifti, dosen lab saya, saat membuka acara liburan dan makan siang. Seperti biasa, petuah beliaulah yang selalu ditunggu setiap acara lab kami. Intinya adalah 'kalian harus meningkatkan kapabilitas kalian, terutama penguasaan bahasa asing'. Boleh jadi sekarang ITB menjadi the best university in Indonesia, tetapi melihat perkembangan universitas-universitas lain terutama universitas swasta bukan tidak mungkin ITB tidak lagi menjadi 'the best' tetapi 'among the best'. Mendengar petuah Pak Ifti itu rasanya ingin garuk-garuk kepala. Terutama yang bagian bahasa asing alias bahasa Inggris. Teringat dulu saat wawancara dengan Pak Ifti waktu rekruitmen asisten lab. Saat itu harus berpikir keras saat harus mem-bahasainggris-kan 'SD alias Sekolah Dasar'. Tidak tahu kenapa, waktu itu otak serasa kosong. Dan dengan muka polos waktu itu hanya menjawab "Yes, it is, Sir", saat Pak Ifti mengucapkan Elementary School. Lumayan malu sih tapi untungnya tetep lolos jadi asisten hehe.

Petuah kedua. Yang ini juga tersurat. Masih dari Pak Ifti, saat kami mengunjungi beliau di cottage-nya pagi-pagi. Diawali dari sebuah pertanyaan, kenapa perkebunan teh ini bisa bertahan sampai sekarang. Mungkin sudah lebih dari 150 tahun sejak Belanda pertama kali membuka perkebunan ini yang mungkin sebelumnya adalah hutan, sama seperti hutan yang mengelilingi perkebunan teh ini sekarang. Jawabannya adalah riset. Belanda saat itu melakukan riset tentang kondisi tanah, curah hujan, suhu, ketinggian dsb sebelum memutuskan membuka kebun teh di daerah itu. Dan buktinya sampai sekarang, riset itu berhasil dan kebun teh itu tetap ada sampai sekarang. Sesaat terbersit kekaguman akan riset yang dilakukan oleh Belanda yang notabene saat itu masih berlabel 'penjajah'. Sesaat berikutnya, dzig, tertohok. ITB yang notabene salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, yang setiap tahunnya menghasilkan ratusan penelitian, tetapi (katanya) tidak lebih dari 10 persen hasil penelitian tersebut teraplikasikan. Hiks, semoga hasil TA saya nantinya berguna bagi masyarakat. Yah, kalo tidak untuk masyarakat umum paling tidak berguna untuk pihak industri (mode pembenaran on ;p).

Petuah ketiga. Yang ini tersirat. Berasal dari sebuah insiden saat kami dalam perjalanan pulang ke Bandung. Jangan pernah melawan batu dengan batu. Jika anda ingin melawan kekerasan dengan kekerasan anda mungkin saja menang, tetapi pasti anda akan merasa sakit. Saat melakukan negosiasi atau musyawarah pastikan kedua belah pihak telah dapat menerima hasil yang disepakati dengan lapang dada, tanpa ganjalan apa-apa. Itulah kenapa saya kemarin turun kembali dari mobil meskipun kesepakatan telah tercapai karena saya tahu orang 'utama' dari insiden itu yang tidak ikut mengambil kesepakatan, pasti masih dongkol. Dan penilaian saya benar. Orang tersebut belum sepenuhnya menerima. Meskipun pada akhirnya menerima kesepakatan setelah hampir saja terjadi 'benturan' antar kubu. (Sory prend, kalo kemarin ada yang sampai luka).

Petuah ketiga (plus). Kalau anda ada dalam proses negosiasi yang berkemungkinan akan terjadi 'clash' maka siapkan beberapa hal. Mental, agar tetap tenang dan berpikir sehat selama proses negosiasi serta tentu saja keberanian. Refleks, untuk menghindari pukulan (atau apapunjenis serangan) dari pihak 'lawan'. Terakhir fisik, kalau terpaksa perkelahian tidak bisa dihindari. Minimal untuk mempertahankan diri. Tapi saya rasa fisik+skill. Paling tidak anda bisa mengelak atau menangkis saat diserang. Atau memukul, menendang saat anda perlu menyerang. Tapi perkelahian memang bukan pilihan yang baik. Satu petuah lagi. Jangan ngebut di jalan, terutama di jalan yang naik-turun dan berkelok. Kalo anda ngebut pastikan bahwa anda ber-skill dan mampu menanggung risiko (minimal kerusakan kendaraan dan fisik anda). Kalau anda tidak berskill dan tetap nekat untuk ngebut, yah (ini bener2 syarat minimal) anda harus tetap bisa mempertahankan laju motor anda (hanya berlaku untuk jenis kendaraan: motor) agar tidak sampai masuk selokan meskipun anda menabrak dan mematahkan spion mobil yang sedang melaju. Tapi hal ini benar-benar tidak disarankan. Please don't try this at street.

That's all. Semoga petuah-petuah liburan di atas dapat berguna bagi pembaca. Selamat berlibur. ^ ^

No comments: