Koridor masjid. Duduk melingkar. Senja menyaput langit. Kata-katanya tenang tapi bertenaga.
"Kami diminta untuk mewakili sastrawan dari Indonesia".
Kata-katanya meluncur bersahaja menceritakan pengalamannya. Ia dan delegasi dari Indonesia dengan santai minum air putih sementara yang lain makan babi dan minum alkohol. Maklum. Hanya ia dan temannya serta perwakilan dari India yang tidak makan babi dan minum arak.
"Kami heran dengan kalian. Semalam kalian mabuk berat. Pagi ini kalian bisa datang ke pertemuan tepat waktu." Tanyanya suatu kali kepada perwakilan negara lain.
"Itulah kami." Versi halus dari perkataan, kami profesional. Semalam kami memang mabuk, tapi pagi ini kami harus bekerja.
Ia merakit kata untuk mendeskripsikan negara yang ia kunjungi. Korea sangat rapi. Hampir tak ada sampah yang bercecer. Bandingkan dengan negara kita. Dia malu, aku malu. Aku tinggal di Bandung dan ia juga berasal dari Bandung. Pasti mafhum jika sampah menjadi sajian harian kotanya.
Pembawaannya tenang dan ia masih berbagi cerita. Bagaimana tema lokalitas masih menjadi isu utama yang diangkat oleh sastrawan masing-masing negara. Bagaimana sastra Asia harus dapat berkembang dan menjadi salah satu pilar peradaban. Bagaimana perjuangan sastrawan-sastrawan Palestina di antara desingan peluru dan debu bom. Bagaimana kita masih belum apa-apa dibandingkan mereka. Bagaimana tenaga yang kita keluarkan belum seluruhnya yang kita punya. Aku hanya bisa menunduk. Aku bukan seorang sastrawan dan ia seorang sastrawan. Rasanya aku ingin memiliki tenaga sebesar sastrawan Palestina itu dan juga sastrawan lainnya. Ia yang menggerakkan tangannya di sela-sela kesulitan yang terus mengguyur buminya. Dan mereka masih terus berkarya.
Ah, memang masih perlu banyak belajar. Tangankupun masih terlalu berat untuk memahat kata-kata dalam pikiran. Jangankan bertenaga, bermakna pun bisa jadi belum.
-Kamis sore, duduk melingkar, bareng Mas Irfan H dan masih banyak yang lain, mengembara.-
5 comments:
TA mu piye an? kurang dari 2 bulan lho..
*kayanya nulis TA ga harus bermakna deh :p
In progress bang. Nyambi ngerjain yang lain juga. Gak harus bermakna, tp minimal harus ngerti apa yang kita tulis kan ^ ^.
Siapa yang dari indonesia, an? Orang India itu mewakili Indonesia?
Pertemuan di Masjid kan, masa' makan babi dan minum alkohol?
Yang wakilin Indonesia, orang-orang dari FLP. Pertemuannya gak di masjid atuh. Gak tahu dimana yang jelas intinya ada makan2nya :)
Post a Comment