Saturday, November 11, 2006

Menonton TV

Saat ditanya apa yang dilakukan selama liburan di kampung halaman, pasti akan saya jawab : makan, tidur, nonton TV dan sedikit jalan-jalan. Karena selama liburan lebaran kemarin, cuaca di Madiun sangat panas, maka aktivitas terakhir hampir tidak terlaksana. Hanya sesekali jalan-jalan itupun karena harus harus berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga besar Eyang. Praktis saja tanpa jalan-jalan, aktivitas yang dominan menjadi : makan, tidur dan nonton TV. Terutama menonton TV.

Karena selama tinggal di Bandung jarang sekali menonton TV, maka seperti mendapatkan kesempatan langka, saya pun menjadi penonton setia televisi apapun acaranya. Karena hampir seharian dijejali berbagai suguhan informasi dan hiburan dari layar kaca maka iseng-iseng saya menjadi pengamat pertelevisian. Paling tidak itulah persepsi saya tentang pertelevisian Indonesia sekarang.

Teringat perkataan seorang dosen beberapa semester yang lalu. Jika kita ingin melihat mental sebuah bangsa dan kemana bangsa itu akan bergerak, maka lihatlah pertelevisiannya. Tentu saja disini saya tidak akan menarik hubungan antara tayangan televisi dengan kemana bangsa ini akan bergerak. Saya akan memberikan komentar tentang tayangan-tayangannya saja.

Terlihat adanya persaingan antara stasiun-stasiun TV swasta. Tentu saja TVRI dan TV lokal harus dipertimbangkan juga, tetapi saya rasa mereka berada di rel persaingan yang berbeda. Masing-masing TV berusaha menonjolkan tayangan-tayangan mereka yang be-rating bagus. Ada dua stasiun TV yang berlomba untuk menampilkan film-film luar negeri yang bagus hampir setiap hari. Satu di antaranya memutar 2 buah film setiap harinya di 'bioskop' mereka. Mereka juga menggembar-gemborkan film-film yang belum pernah ditayangkan di TV manapun. Ada sebuah TV yang mempromosikan sepaket kuis (terdiri dari 3 kuis) dengan hadiah total 24 milyar per minggu dengan mbak Dian Sastro sebagai salah satu pembawa acaranya. Ada yang memberikan acara infotainment 3 kali sehari dengan ditambah embel-embel : pagi, siang dan sore investigasi. Dan itupun diikuti oleh stasiun lain dengan menambah frekuensi harian acara infotainment. Sepertinya acara infotainment masih akan menjadi acara unggulan dalam beberapa tahun ke depan atau bahkan mungkin selamanya? Tentu saja berita selebriti yang sedang 'panas' waktu liburan kemarin adalah tentang sebuah band kenamaan dari kota kembang.

Setiap stasiun TV pasti memutar sinetron. Apakah itu sinetron remaja, Islami, misteri, komedi(?), anak(?) dan lain sebagainya. Ketika dulu sering nonton TV bareng ibu, saya pun sering berantem gara-gara jenis tayangan yang satu ini. Bagaimana tidak, sinetron yang ditonton ceritanya tidak bermutu (menurut saya) ditambah dengan panjang sinetron yang sepertinya tidak akan habis diputar 7 turunan. Kalau anda mengenal Smallville season 6 maka jika anda hidup sejaman dengan saya maka anda tentu mengenal juga Tersanjung 6. Sinetron sekarang? Saya pikir tidak jauh berbeda dengan dahulu. Sepertinya sekarang sedang musim sinetron bertema religi dan remaja. Tapi ada yang menarik setelah adanya tayangan-tayangan sejenis sinetron macam Bajaj Bajuri. Mungkin lebih tepat disebut dengan komedi situasi. Lihat saja OB (Office Boy) di RCTI atau Keluarga Senyum di TV7. Kedua tayangan tersebut patut ditonton, karena selain ringan menghibur tentu saja ada pelajaran yang bisa diambil, terutama dari Keluarga Senyum. Selain itu ada juga tayangan semacam sinetron yang cukup unik juga. Jika menonton sinetron konvensional kita seperti membaca sebuah novel atau cerita bersambung, maka tayangan ini seperti sebuah cerpen yang dapat kita baca tuntas dalam sekali waktu. Karena seperti cerpen, sinetron jenis ini biasanya mengangkat tema yang unik (bukan tema klise) dan sangat dekat dengan keseharian. Karena sekali selesai dalam satu tayangan maka tidak ada keterikatan untuk menonton episode selanjutnya.

Saya tidak akan membahas tayangan yang lainnya. Sudah jamak, jika di setiap stasiun televisi terdapat tayangan kriminal (investigasi), berita, olahraga, musik, reality show, masak-memasak dan kuliner serta acara lain yang saya tidak tahu bagaimana menyebutnya. Dan setiap stasiun televisi mencoba untuk menjadi unik dan menarik pemirsanya dengan tayangan-tayangan andalannya. Mungkin televisi kita memang bisa membuat acara-acara yang sesuai dengan keinginan pemirsanya. Sehingga tayangan-tayangan yang ada merupakan cerminan dari kesukaan masyarakat. Tetapi ada kemungkinan juga apapun yang ditayangkan oleh televisi akan disukai oleh masyarakat. Apa-apa yang disuguhkan oleh televisi akan menjadi hal-hal yang disukai oleh pemirsanya. Entah mana yang lebih tepat.

Mungkin benar jika kita bisa melihat karakter bangsa lewat tayangan televisi. Tapi mungkin benar juga tayangan-tayangan televisi sekarang terutama yang bersifat fiksi (misal sinetron dan sejenisnya) merupakan penggambaran berlebihan dari realitas masyarakat. Menonton TV sekali waktu bisa menjadi hiburan tetapi juga bisa meracuni pikiran. Asal tidak berlebihan dan bisa memilih tayangan dengan bijak, sepertinya tidak akan menjadi masalah.

4 comments:

Anonymous said...

Hehe..emangnya Smallville 6 dah keluar di indo, An? Di rental ya? Di sini aja masih season 5 (terakhir aku nonton hehe), g tau kalo sekrang emang dah ada season 6.
Eh ada sinetron seru lagi lho, Heroes hehe..mungkin dah ada di rental...

the Tea Maker said...

Hehe..emangnya Smallville 6 dah keluar di indo, An? Di rental ya? Di sini aja masih season 5 (terakhir aku nonton hehe), g tau kalo sekrang emang dah ada season 6.
Eh ada sinetron seru lagi lho, Heroes hehe..mungkin dah ada di rental...

Anonymous said...

Udah ada kok dari september kemarin. Tapi aku gak ngikutin. Ada di jaringan kampus. Heroes, Prison Break, Lost juga ada.

Anonymous said...

Prison Break tuh seru abis hehe...Heroes juga konyol haha...
Tapi ak lg g ada waktu blas buat catch up all the episodes...too litle time too much to do.
Jadi skrng cm bs nonton cuplikan dari YouTube hehe..nonton Carlos Mencia ato Dave Chappele kocak bgt, An...cb nonton deh!