Tuesday, June 21, 2005

Life of Pi

Sebuah buku yang baru selesai saya baca beberapa waktu yang lalu. Buku ini diangkat dari kisah nyata. Sebenarnya terselip rasa ragu apakah cerita yang diangkat ini memang kisah nyata atau tidak, karena bagi saya cerita manusia yang bernama Piscine Molitor Patel ini sangat luar biasa. Ketidakpercayaan yang juga tergambar di buku ini pada bagian akhirnya.
Kisah yang menceritakan tentang perjuangan bertahan hidup seorang bocah yang berusia 16 tahun di sebuah sekoci yang ditemani oleh hewan salah satunya seekor harimau karena kapal barang yang ditumpanginya tenggelam. Kisah bertahan hidup selama 7 bulan di Samudera Pasifik dan tragisnya setelah di menginjakkan kakinya di Meksiko dan terbaring di rumah sakit lalu 2 orang pejabat bertanya tentang kisahnya dan kenapa kapal yang ditumpanginya tenggelam, dua orang itu tidak mempercayai ceritanya. Mungkin ceritanya dianggap tidak logis.
Sebenarnya banyak yang bisa diambil dari Pi (Piscine Molitor Patel memanggil namanya dengan sebutan ini). Karena kebodohan saya, mungkin tidak banyak yang dapat saya ambil dari kisahnya.
Pengalaman spiritualnya bisa dikatakan sangat tinggi. Seperti yang ditulis blurb (ringkasan isi cerita, biasanya ada di bagian belakang buku) buku ini. Meskipun mungkin agak sedikit janggal. Hindu, Islam dan Kristen mewarnai jiwanya pada saat yang bersamaan. Beberapa kalimat mungkin sedikit menggugah keber-agamaan kita. Bagaimana pada suatu waktu seorang Imam (muslim), pastur dan pemuka Hindu (saya lupa sebutannya, maap) berdebat saling mencela agama lain, membela agamanya sendiri dan bersikeras bahwa Pi telah masuk ke agamanya. Bagaimana Tuhan perlu dibela sedangkan orang yang meminta-minta dibiarkan saja. Nah bukankan Agama tidak hanya mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Tuhan tapi bagaimana kita juga berhubungan dengan makhlukNya.
Pi bertahan hidup selama 7 bulan di lautan bebas karena ia tinggal bersama seekor harimau (jangan dibayangkan bahwa ini harimau sirkus yang jinak). Suatu yang aneh, tetapi begitulah. Pi mengaku bahwa dia mungkin sudah 'mati' apabila tidak ada Richard Parker (nama harimau itu). Karena Richard Parkerlah dia mempunyai semangat untuk tetap bertahan hidup. Meskipun pada akhirnya Richard Parker meninggalkannya tanpa pamit, tidak memberi kesempatan Pi untuk berterima kasih padanya, saat sekoci yang ditumpanginya menyentuh daratan Meksiko.
Sebuah kisah yang membuat kita bersyukur pada apa-apa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Tentang perjuangan hidup yang sangat 'dahsyat'.
Sebuah novel yang saya sarankan untuk dibaca.(Tapi buat yang mudah jijik, hati-hati membacanya, ada beberapa bagian yang mungkin menyebabkan mual).
Wallahu'alam