Sebelumnya minta maaf apabila ada yang merasa tersinggung. Tetapi inilah yang saya rasakan beberapa hari terakhir. Minimal inilah sedikit pikiran yang sempat terlintas saat saya melakukan kerja praktek di salah satu perusahaan di Jakarta Utara.
Saya cukup menyukai statistik meskipun tidak bisa dikatakan jago. (Kebetulan saya punya seorang teman yang pernah cerita masalah statistik dan filosofinya).
Kerja praktek atau praktek kerja lapangan (perusahaan tempat saya KP menyebutnya dengan PKL), dengan maksud memberikan kesempatan bagi para pemagang untuk belajar bekerja. Ya benar-benar bekerja. Karena itulah yang didefinisikan perusahaan tentang KP. Dan itu benar-benar terasa. At least masuk jam 8 pulang jam 5 sore (persisi seperti pegawai beneran).
Kembali ke masalah statistik. Suatu metode yang saya pakai untuk mengambil data (saat KP) memang berbau statistik. Lebih khusunya masalah pengambilan sample (alias sampling). Nah karena sampel (dari namanya sudah dapat dibaca 'bukan populasi') makanya yang diambil hanya sebagian. Kurang lebih pengambilan datanya seperti ini. Mengambil data tentang pekerjaan pekerja pada waktu yang telah ditentukan secara acak sebelumnya. Secara garis besar cuma dua, apakah pekerja itu sedang bekerja atau sedang nganggur. Karena pekerja ini memang diproyesikan untuk beristirahat dan menyediakan pasokan (karena sebelumnya bergantian dengan pekerja yang lain untuk mengoperasikan mesin) maka secara logika memang akan lebih banyak menganggur. Nah satu orang mengamati satu pekerja (termasuk saya). Nah sayangnya, pekerja yang dimaksud bekerja di saat yang salah. Kenapa salah karena saat diamati pekerja tersebut beberapa kali bekerja tidak bertepatan dengan waktu pengambilan data (karena memang begitulah seharusnya, sesuai dengan waktu pengamatan yang telah ditentukan secara acak sebelumnya). Tetapi 'kekejaman' statistik sangat terasa saat pekerja kembali bekerja saat setelah makan siang. Pernah suatu hari setelah makan siang, sampling pekerja menunjukkan bahwa dia tidak bekerja sama sekali (alias nol produktif). Dan untuk orang yang belum pernah mengetahui tentang statistik, akan menganggap bahwa pekerja itu tidak bekerja sama sekali setelah makan siang. Tetapi sebenarnya tidak seperti itu. Seperti kata saya tadi, pekerja tersebut beberapa kali bekerja di saat yang 'salah'. Dan setelah beberapa hari mengumpulkan data, ternyata data yang dikumpulkan tersebut mempunyai kemungkinan besar salah. Bukan masalah statistik tetapi lebih ke masalah prosedur pengambilan datanya. Hiks
Ternyata memang masih harus banyak (dan terus) belajar. Kapan lagi mahasiswa 'dipekerjakan' dan bisa maen2 ke pabrik, trus dapat makan siang gratis dan pake pakaian resmi nan rapi kalo bukan saat Kerja Praktek. Ternyata bekerja memang susah dan capek sekaligus menantang. Kalo saat kuliah, data sudah ada tinggal diolah, justru sebenarnya pengambilan data merupakan satu fase yang cukup sulit. Harus belajar banyak cara mengambil data yang benar. Pfuih.
Dan yang dirasakan sih (saat KP) ilmu yang dimiliki belum ada apa-apanya. Meskipun di perusahaan juga belum nerapin sih (agak sombong dikit). Masih lumayan berantakan hehe. Pokoknya di KP, sebisa mungkin 'bekerja' dengan baik, syukur2 dapat banyak pengalaman (karena yang jelas katanya nggak bakal dapat fee, upsss:p.
No comments:
Post a Comment