Friday, September 08, 2006

Apresiasi Sastra

Tak mau dicap sebagi sok nyastra memang, hanya ingin memberikan apresiasi pada karya sastra. Pertama kali melihat tulisan kuliah Apresiasi Sastra berikut nilai-nilai akhir peserta kuliah di salah satu sudut gedung di ITB, langsung berpikir " Wah ada juga ya kuliah kayak gini. Boleh juga nih dicoba."

Terus terang bukan karena nilai, walaupun katanya kuliah-kuliah dari Sostek (Sosioteknologi) ITB disebut kejar paket A karena mudah sekali mendapatkan nilai A. Murni karena rasa ingin tahu. Dan juga karena ingin meluaskan pandangan yang selama ini 'cuma' berkutat dengan perkuliahan Teknik Industri. Hanya itu.

Untuk ukuran mata kuliah 1 semester, kuliah ini sangat padat dalam artian banyak sekali bahan yang akan disampaikan. Meskipun tak akan sedalam bahan yang disampaikan kepada mahasiswa jurusan sastra, tapi cukuplah memberikan pengetahuan 'apa itu sastra' dan 'bagaimana menghargainya'.

Dan untuk mahasiswa yang senang berfilsafat, maka kuliah ini sedikit banyak akan cocok dengan jiwanya. Maka 2 kali pertemuan kuliah ini, kepala saya sangat pusing saat dosen membahas tentang Postmodernism dsb. Atau sekedar mengutip kata Aristoteles : Sastra adalah jalan menuju kebenaran setelah wahyu, filsafat dan ilmu pengetahuan. Pfuih.

Dan sebagai informasi saja, mata kuliah ini diadakan setiap hari Rabu jam 1 siang atau setelah kuliah Jurnalisme Sains dan Teknologi. Mata kuliah yang saya rekomendasikan buat teman-teman yang suka menulis. Lumayan rame meski banyak tugas.

2 comments:

Anonymous said...

Oh diajarin posmo juga?
sastra jalan menuju kebenaran karena sastra kan bagian seni. seni sendiri adalah pencarian umat manusia. Untuk menemukan apa yang seharusnya ditemukan, karena ia terletak disana demikian adanya. setidaknya itu pendapat Guitari dan Delauze.
klo wahyu sih supra realitaas, sangat transendental. klo filsafat, cuma filsuf doang yang ngaku bahwa filsafat adalah jalan kebenaran, mungkin 1 % kebenaran, tapi 99% adalah kebohongan. sama seperti hidup yang 1 % nyata, tapi 99 % mungkin tidak nyata.
mata kuliah tersebut seharusnya keren.
sastra kan dunia penciptaan daan sangat ilahiaah. Walaupun misalnya mengimitasi suatu keaadaan, toh tetap ada unsur kreasi yang mungkin diluar keadaan. Mengejawantahkan bahasa konseptual menjadi bahasa tulisan yang miskin intonasi, rendah dan penuh dengan mispersepsi, terus, belum lagi ditaambah dengan konsensi tanda baca! sangat reduksionis!!

Anonymous said...

Btw, ini siapa ya?
Makasih komennya. Sebenernya sih gak ngerti2 amat pas diterangin masalah posmo. Tapi lumayan lah dapat 'sedikit' pengetahuan baru.