Tuesday, June 28, 2005

Sampah

Tapi kini keadaan hidupku telah jauh berbeda
Tak ada lagi hati aku tunggu 'tuk selesai berdandan
(So7 Sekali Lagi)

Saya tidak akan membahas tentang lagu ini (meskipun saya cukup menyukainya dan beberapa lagu So7 yang lain karena kelugasan bukan 'kepuitisan' bahasanya). Saya juga tidak akan membahas tentang cinta (seperti beberapa blog teman, ups tidak bermaksud menyinggung siapapun). Karena saya tidak akan menulis sesuatu hal yang penting (mungkin).
Beberapa hari dihabiskan untuk menunggu kepastian Kerja Praktek (hari gini masih nunggu KP..) sedangkan teman-teman lain mungkin sudah hampir menyelesaikan KP nya. Dan baru liburan kali ini merasa sangat bingung karena tidak tahu harus mulai dari mana.
Beberapa hari nyampah dengan membaca buku (tentunya bukan buku kuliah). Dan saya belum pernah membaca buku sebanyak ini dalam waktu seminggu. Memang buku yang saya baca tidak terlalu banyak, tapi lagi-lagi saya 'ditampar' oleh buku-buku yang saya baca ini. Menyadarkan saya tentang beberapa hal yang saya abaikan sebelumnya. Saat membaca buku biografi tokoh saya cuma bisa bilang : O ada ya orang seperti itu. Saat membaca buku cerita : Dari mana ya dapat idenya (padahal sepele lho, tapi say nggak pernah kepikiran). Dan beberapa pikiran lain yang terlintas terlintas sewaktu membaca buku. Kok bisa ya nulis kayak gini. Subhanallah.
Nah balik lagi ke buku yang 'ringan tangan'. Memang buku-buku sebelumnya yang berhasil menampar saya lebih banyak buku-buku pengetahuan populer yang didukung dengan penelitian, pendapat ahli bahkan dalil-dalil. Tapi kali ini buku yang berhasil membukakan saya adalah buku cerita berwujud novel. Sebuah novel tentang kehidupan sehari-hari, ditulis tanpa banyak kata-kata yang indah (seperti karya sastra tingkat tinggi), berhalaman tidak terlalu banyak (untuk ukuran sebuah novel) meskipun sedikit khayal. Kalau bisa dibilang : Gilee, (ceritanya) gue banget. Dan memang ketika membelinya sewaktu ada pameran buku Gramedia di Sabuga, saya membelinya setelah membaca bagian belakang bukunya dan merasa isi ceritanya mungkin mirip dengan keseharian saya disamping karena ada diskon 15% (lumayan, jarang2 buku Gramedia dapat diskon).
Semoga liburan ini memberikan awalan yang baik untuk diri saya agar bisa berbuat lebih baik untuk orang lain. Yang jelas sesuatu yang lebih baik daripada sekedar nyampah sambil baca buku. Pusing euy...

Tuesday, June 21, 2005

Life of Pi

Sebuah buku yang baru selesai saya baca beberapa waktu yang lalu. Buku ini diangkat dari kisah nyata. Sebenarnya terselip rasa ragu apakah cerita yang diangkat ini memang kisah nyata atau tidak, karena bagi saya cerita manusia yang bernama Piscine Molitor Patel ini sangat luar biasa. Ketidakpercayaan yang juga tergambar di buku ini pada bagian akhirnya.
Kisah yang menceritakan tentang perjuangan bertahan hidup seorang bocah yang berusia 16 tahun di sebuah sekoci yang ditemani oleh hewan salah satunya seekor harimau karena kapal barang yang ditumpanginya tenggelam. Kisah bertahan hidup selama 7 bulan di Samudera Pasifik dan tragisnya setelah di menginjakkan kakinya di Meksiko dan terbaring di rumah sakit lalu 2 orang pejabat bertanya tentang kisahnya dan kenapa kapal yang ditumpanginya tenggelam, dua orang itu tidak mempercayai ceritanya. Mungkin ceritanya dianggap tidak logis.
Sebenarnya banyak yang bisa diambil dari Pi (Piscine Molitor Patel memanggil namanya dengan sebutan ini). Karena kebodohan saya, mungkin tidak banyak yang dapat saya ambil dari kisahnya.
Pengalaman spiritualnya bisa dikatakan sangat tinggi. Seperti yang ditulis blurb (ringkasan isi cerita, biasanya ada di bagian belakang buku) buku ini. Meskipun mungkin agak sedikit janggal. Hindu, Islam dan Kristen mewarnai jiwanya pada saat yang bersamaan. Beberapa kalimat mungkin sedikit menggugah keber-agamaan kita. Bagaimana pada suatu waktu seorang Imam (muslim), pastur dan pemuka Hindu (saya lupa sebutannya, maap) berdebat saling mencela agama lain, membela agamanya sendiri dan bersikeras bahwa Pi telah masuk ke agamanya. Bagaimana Tuhan perlu dibela sedangkan orang yang meminta-minta dibiarkan saja. Nah bukankan Agama tidak hanya mengajarkan bagaimana berhubungan dengan Tuhan tapi bagaimana kita juga berhubungan dengan makhlukNya.
Pi bertahan hidup selama 7 bulan di lautan bebas karena ia tinggal bersama seekor harimau (jangan dibayangkan bahwa ini harimau sirkus yang jinak). Suatu yang aneh, tetapi begitulah. Pi mengaku bahwa dia mungkin sudah 'mati' apabila tidak ada Richard Parker (nama harimau itu). Karena Richard Parkerlah dia mempunyai semangat untuk tetap bertahan hidup. Meskipun pada akhirnya Richard Parker meninggalkannya tanpa pamit, tidak memberi kesempatan Pi untuk berterima kasih padanya, saat sekoci yang ditumpanginya menyentuh daratan Meksiko.
Sebuah kisah yang membuat kita bersyukur pada apa-apa yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Tentang perjuangan hidup yang sangat 'dahsyat'.
Sebuah novel yang saya sarankan untuk dibaca.(Tapi buat yang mudah jijik, hati-hati membacanya, ada beberapa bagian yang mungkin menyebabkan mual).
Wallahu'alam

Saturday, June 18, 2005

...masalah...

Bismillah.
Apa artinya masalah bagi seorang mahasiswa (katakanlah manusia intelek)? Masalah tuh katanya adanya ketidakcocokan antara teori dengan kenyataan (bener nggak sih?). Trus katanya lagi masalah tuh harus dilihat dari berbagai sisi atau aspek sebelum menyusun solusinya. Meminjam istilah Ary Ginanjar dalam buku beliau ESQ Power 'berpikir melingkar'.
Dan katanya lagi kita hidup karena masalah dan kita berkembang karena masalah-masalah yang kita hadapi dan masalah-masalah yang berhasil diselesaikan.
Sesuatu yang kita pelajari sedikit banyak akan menjadi pola pikir (setahuku memang itulah salah satu tujuan pendidikan).
Aku akan menulis sepengetahuanku saja. Karena aku dibesarkan di Tek.Industri maka aku akan mencoba menulis dari sisi itu.
(Sebelumnya maaf jika nantinya aku lebih banyak 'sok' tahu tentang TI)
Bicara soal TI, yang aku tahu adalah problem solving (karena itu disebut teknik) yang mengurusi industri (makanya pake embel-embel industri). Selebihnya yang ada di kepalaku adalah produktifitas, efektifitas dan efisiensi, there is no best way but there is always better way, bla bla. Seseorang yang ngaku mempelajari TI, idealnya berpikir secara sistem. Memandang persoalan dari berbagai sisi, bukan secara parsial. Tergantung sistem yang menaungi permasalahan itu. Aspek yang biasanya dilihat adalah manusia, mesin, uang, material, metode, informasi dll (Teman2 di TI pasti sudah cukup tahu).
Aku akan mencoba lebih spesifik lagi. Karena merasa belum 'mumpuni' jika membahas masalah secara sistem, maka aku akan mencoba membahas masalah lewat sisi manusia (human factor atau ergonomi).
Secara ideal, kita harus menggunakan referensi apabila berbicara tentang suatu hal, apakah itu teori, pendapat ahli atau apapun yang bisa dipertanggungjawabkan. Tapi dunia tak seindah dalam buku Bung!! Untuk itulah diperlukan kreatifitas untuk memandang dan memecahkan suatu masalah. Sebagai contoh di buku Teknik Tata Cara Kerja atau karangan Niebel, disebutkan bahwa temperatur ideal untuk bekerja adalah 25 derajat celcius dan semakin rendah apabila pekerjaannya semakin berat. Saat turun ke shopfloor (misalnya ke perusahaan pembuatan sepeda Polygon) wuiiih sepertinya suhunya jauh di atas 25 derajat deh (seharusnya juga pake data kuantitatif misalnya diukur pake termometer). Karena memakai konsep Human Centered Design dan lagi megang buku TTCK, wah ini nggak cocok ama yang di buku seharusnya emmm... 24 derajat nih. Trus solusinya gimana? Karena ini nih di Surabaya dan meskipun semua tembok diubah jadi jendela, nggak bakalan turun jadi 24 deh. Gimana kalo pake AC aja, kan bisa diatur-atur tuh suhunya. Lalu seorang dosen yang jago masalah2 yang beginian akan berkata: Ya elah, kalo gitu mah gak usah jauh-jauh kuliah di TI ITB, anak es-em-pe juga tahu.
Nah begitulah. Mungkin semua sudah mengetahui apabila menghadapi permasalahan harus dilihat dari berbagai sisi. Tidak terburu-buru mendefinisikan masalah lalu terburu-buru juga menelurkan solusinya. Sehingga solusi yang dikeluarkan memang benar2 menyelesaikan masalah, bukan menyebabkan masalah baru.
Selamat menghadapi masalah. We can't life without problem (I think...)
Wallahu'alam.

Monday, June 13, 2005

Catatan perjalanan

Bismillah.
Mencoba menulis tentang kisah Kuliah Kerja TI ITB 2002 beberapa hari yang lalu lewat sudut pandangku.
Sebuah perjalanan yang cukup panjang (Bandung-Surabaya-Malang) yang bagi beberapa orang memang terasa sangat panjang. Tapi sepertinya tidak bagiku yang biasa pulang pergi Bandung-Madiun.
Satu yang bisa aku dapat dari kulker ini khususnya waktu kunjungan ke perusahaan adalah " Gile, TI banget!!!!!! " atau yang lebih spesifik yang dapat aku tangkap adalah " Gile, APK banget!!!!! " (tanpa bermaksud ber-tinggi hati, tapi itulah menurutku :p). Sebuah kalimat yang aku dengar beberapa kali (saat kulker juga) " Pencerahan buat anak APK ". Aku rasa kalimat itu lebih cocok (lagi2 menurutku) seperti ini : " Pencerahan buat anak-anak yang belum tahu APK, bukan cuma ngukur pantat popliteal doang ". Ups semoga nggak ada yang tersinggung :D.
Sebuah dunia kerja (beneran) aku lihat saat kulker itu juga. Dulunya nggak pernah kebayang bagaimana ilmu TI dipake di kerjaan. Pas kulker kemarin, lumayanlah dapat sedikit 'hint' apa saja yang dipake di kerja, meskipun nggak ngerti2 amat.
Kulker ini aku pikir cukup berharga (apa yang didapat dibandingkan dengan biaya yang dikeluarin). Thanks buat temen2 yang bersusah payah bikin kulker ini.
Such a nice trip (I think....)
Akhir kata.....
-Ditulis di 'rumah kedua' di samping orang-orang yang 'mroyek' pake ilmunya-

Saturday, June 11, 2005

debut

Mengawali tulisan dengan Nama Tuhan
Pfuiiih, akhirnya keinginan lama kesampaian juga (bisa nulis sesuatu selain di buku dan di 'kepala'). Tidak ada keinginan khusus kenapa buat tulisan dalam bentuk blog. Hanya mencoba berbagi isi otak dengan orang lain dan sebisa mungkin mendapat tanggapan. Jika dikatakan sebagai pelarian dari dunia nyata, aku hanya bisa berkata " mungkin ", karena aku sendiri tak tahu. Yang jelas aku hanya mencoba mencari sesuatu yang baru lewat blog ini.
'Aku ingin hidup lewat tulisanku'